Banyak
mitos-mitos yang beredar di masyarakat soal kesehatan pria. Jangan terlalu
khawatir, hanya lebih baik dicari saja fakta-fakta ilmiah yang bisa membantah
mitos tersebut. Sehingga mitos itu tidak mempengaruhi pikiran kita. Beberapa
mitos yang beredar soal kesehatan pria seperti berikut ini.
Mitos 1. Jika bercukur setiap hari,
jenggot akan tumbuh tebal dan kasar.
Fakta: Sering mencukur jenggot tidak
membuatnya lebih tebal. Ukuran dan bentuk folikel rambut menentukan ketebalan
dan tekstur rambut jenggot. Jadi ketebalan, kekasaran, ketipisan, atau
kehalusan jenggot tidak tergantung pada kebiasaan mencukur.
Mitos 2. Pria dengan ukuran sepatu besar
memiliki penis lebih panjang
Fakta: Dua urolog dari Rumah Sakit St. Mary di
London melakukan penelitan pada 104 pria dan tidak menemukan relevansi antara
ukuran sepatu dengan ukuran penis.
Mitos 3. Memakai topi atau
menggunakan pengering rambut menyebabkan kebotakan
Fakta: Tampaknya tidak ada bukti yang
menunjukkan kebotakan karena alasan tersebut. Pola rambut laki-laki rontok
melibatkan penurunan ukuran folikel rambut, yang pada gilirannya, menghasilkan rambut
lebih halus dan lebih pendek dan akhirnya kebotakan.
Mitos 4. Pria hanya perlu khawatir
tentang kanker prostat
Fakta: Meskipun banyak orang
meninggal karena kanker kelenjar prostat, tetapi kanker paru-paru pun menjadi
penyebab utama kematian pada pria. Selain itu, pria juga rentan mendapat kanker
payudara. Terkejut? Tapi itu benar, laki-laki juga bisa mendapatkan kanker
payudara. Risiko meningkat dengan bertambahnya usia. Faktor risiko lain bila
anggota keluarga (laki-laki atau perempuan) dengan kanker payudara, maka
kondisi genetik ini juga terkait dengan tingkat estrogen yang tinggi, gangguan
hati kronis, alkoholisme, dan obesitas.
Mitos 5. Pria yang memakai celana
dalam memiliki sperma lebih rendah
Fakta: Meskipun jumlah sperma rendah
ada hubungannya dengan suhu tinggi berkepanjangan, tetapi tidak dapat secara
pasti mengasosiasikan jumlah sperma dengan penggunaan celana dalam.
Mitos 6. Tidak ada tulang di penis,
jadi tidak ada istilah “patah tulang penis”
Fakta: Memang tidak ada “tulang
penis”. Tetapi penis dapat merobek tunica albuginea, yang merupakan selubung
fibrosa yang akan membentang selama ereksi. Ini disebut “patah tulang penis”
dan paling sering terjadi selama aktivitas seksual. Dalam sebagian besar kasus,
pengobatannya diakhiri dengan operasi. Untungnya, patah tulang penis jarang
terjadi.
Mitos 7.Olahraga baru ada hail jika
dilakukan di luar ruangan sampai berkeringat
Fakta: Olahraga di luar itu bagus,
tapi bila melebihi kapasitas tubuh, bukan hanya menimbulkan rasa sakit tapi
juga akan menyebabkan cedera. Lakukan olahraga dengan cerdas dan tidak
merugikan diri sendiri.
Mitos 8. Pria tidak perlu khawatir tentang osteoporosis
Fakta: Meskipun lebih sering terjadi
pada wanita yang telah mengalami menopause, pria juga rentan terhadap masalah
ketika kerangka tulang melemah dan tulang menjadi rapuh dan rentan terhadap
patah tulang. Peningkatan risiko pria terkena osteoporosis meliputi usia, kadar
testosteron rendah, penyalahgunaan alkohol, merokok, penyakit pencernaan,
penggunaan obat steroid, dan imobilisasi.
Mitos 9. Pria tidak memiliki siklus kesuburan
Fakta: Meskipun para ahli tidak
benar-benar percaya bahwa suatu hari atau suatu musim ada hubungannya dengan
siklus kesuburan pria, tetapi dalam beberapa kasus diyakini bahwa pria biasanya
memiliki jumlah sperma lebih tinggi di pagi hari dan selama musim dingin.
Mitos 10. Masturbasi menghasilkan
orgasme terkuat
Fakta: Yah, ini bisa menjadi mitos
atau kenyataan bagi seseorang. Ini lebih bersifat individual – beberapa merasa
lebih puas ketika mencapai orgasme dengan masturbasi daripada dengan hubungan
seksual. Sebaliknya bagi orang lain. Jadi ini tidak bisa dibilang mitos atau
fakta.
Mitos 11. Tiram meningkatkan libido
Fakta: Sebuah penelitian menyatakan
bahwa tiram dan beberapa makanan laut lainnya meningkatkan dorongan seks pada
pria. Namun, Food and Drug Administration menolak untuk mempercayai hal ini,
karena tidak ada penelitian lain yang membuktikan hal yang sama. Jadi, meskipun
hasil penelitian, namun ilmu pengetahuan belum mendukungnya sehingga hal ini
masih dalam wilayah mitos dan tidak benar-benar fakta.
Mitos 12. Disfungsi ereksi adalah hal
yang ada di kepala kita
Fakta: Meskipun sebagian besar
mengira bahwa disfungsi ereksi hanya ada dipikiran saja, tapi itu tidak benar
dalam semua kasus. Pria yang telah melewati usia 40 tahun menghadapi masalah
ini. Namun banyak pria yang lebih muda juga menghadapi masalah yang sama. Hal
ini tidak bisa dianggap enteng karena bisa menjadi indikator masalah jantung.
Segeralah berkonsultasi dengan dokter.
Mitos 13. Kolesterol selalu buruk
Fakta: Banyak pria yang hanya tahu
bahwa tingkat kolesterol meningkat terkait dengan masalah jantung, dan semua
jenis kolesterol tidak baik. LDL dan VLDL adalah pembuat masalah yang nyata,
sedangkan HDL melawan yang buruk. Dikenal sebagai kolesterol baik, HDL membantu
dalam mengeruk kolesterol jahat keluar dari tubuh.
Mitos 14. Bersepeda tidak
mempengaruhi kesuburan
Fakta: Duduk di sadel sepeda selama
30 menit lebih terutama juga mengenakan celana pendek ketat meningkatkan suhu
skrotum sehingga mempengaruhi produksi sperma. Inilah alasan mengapa mandi sauna
tidak dianjurkan bagi orang-orang yang sedang berobat untuk pembuahan.
Berhati-hatilah saat memilih sadel – tidak boleh terlalu sempit dan disesuaikan
dengan tinggi kaki.
Mitos 15. Kelebihan berat badan mempengaruhi sperma
Fakta: Seperti diketahui bahwa
obesitas menurunkan jumlah sperma. Ini bukan fakta yang lengkap. Kurus pun
mempengaruhi jumlah sperma. Apakah kurus atau kegemukan, kedua kondisi ini
terkait dengan kekurangan gizi dan ketidakseimbangan hormon yang dapat
menurunkan jumlah sperma pada pria.
Mitos yang berhubungan dengan masalah
kesehatan dapat berbahaya bagi kesejahteraan individu. Tentunya tidak
menyenangkan mendengar mitos-mitos tersebut. Carilah faktanya sebelum
mempercayai mitos. Yang terpenting, jagalah kesehatan diri agar terhindar dari
segala penyakit.
(Lifemojo)
0 komentar
Posting Komentar