Ilustrasi Konjungsi Jupiter Saturnus pada 29 Mei 7 SM.
Natal disambut dengan penuh sukacita. Tapi, ada satu hal yang tetap menjadi misteri, Bintang Natal atau Bintang Bethlehem yang dilihat oleh tiga pria bijaksana yang disebut "Para Majus". Bertahun-tahun, para astronom berusaha memecahkan misteri bintang Natal. Namun, upaya itu belum sampai pada satu kesimpulan.
Ada berbagai teori tentang Bintang Natal. Satu teori menyebut bahwa Bintang Natal sebenarnya adalah komet Halley yang sedang melintas. Sementara, teori lain menyebutkan bahwa bintang Natal adalah supernova. Salah satu teori yang menarik dan dianggap paling kuat, Bintang Natal adalah konjungsi Jupiter-Saturnus.
Konjungsi adalah dua planet tampak berdekatan dari sudut pandang manusia di Bumi. Salah satu pendukung teori Bintang Natal adalah konjungsi planet ialah Johannes Kepler. Ia mengamati konjungsi Jupiter-Saturnus pada tahun 1603 dari Praha dan memperkirakan bahwa konjungsi sebelumnya terjadi tahun 799 M dan 7 SM.
Konjungsi Saturnus Jupiter yang terjadi tahun 7 SM adalah yang dianggap berkaitan dengan Bintang Natal. Konjungsi Saturnus Jupiter pada tahun tersebut terjadi tiga kali, yakni pada 27 Mei, 6 Oktober, dan 1 Desember. Menggunakan software Stellarium, konjungsi itu bisa dibuktikan.
Ada kesepakatan waktu yang harus dijelaskan di sini. Kalender Masehi disusun saat masa Romawi oleh Dionysius Exiguus. Namun, Dionysius membuat kesalahan dengan mengabaikan nol. Setelah tahun 1 SM, ia langsung meneruskan ke 1 M. Jadi, jika menyebut 7 SM, sebenarnya jika dinyatakan dalam angka adalah -6.
Pada 29 Mei 7 SM, Saturnus dan Jupiter hanya terpisah 1 derajat. Dua hingga tiga bulan kemudian, keduanya terpisah tiga derajat. Pada 6 Oktober dan 1 Desember 7 SM, Jupiter dan Saturnus kembali hanya terpisah 1 derajat. Saat konjungsi, dua planet tersebut tampak di konstelasi Pisces.
Saat konjungsi tanggal 29 Mei 7 SM, Jupiter akan tampak dengan magnitud -2,15 sementara Saturnus bermagnitud 1,14. Karena cukup terang, maka Para Majus akan menyadarinya. Oleh sebab letak yang berdekatan, mungkin pula Para Majus melihatnya sebagai objek yang satu, bukan dua.
Konjungsi Jupiter dan Saturnus juga bermakna bagai masyarakat waktu itu. Jupiter dikenal sebagai Planet Raja-raja sementara Saturnus dikenal sebagai Pelindung Bangsa Yahudi. konjungsi Jupiter-Saturnus menandakan bahwa raja yang akan menyelamatkan Bangsa Yahudi telah datang.
Sementara itu, secara astrologi, konstelasi Pisces dianggap sebagai rumah bangsa Ibrani dan Saturnus identik dengan Palestina. Sangat mungkin kenampakan dua planet itu bermakna besar bagi masyarakat saat itu. Dan, itulah yang menggerakkan Para Majus, meyakinkan mereka bahwa Mesias telah datang.
Nah, apakah Yesus benar-benar lahir pada 7 SM? Benarkah Bintang Natal sebenarnya ialah konjungsi planet. Bila ya, pemahamannya bisa diperluas. David Whitehouse, peneliti dan penulis sains dalam tulisannya di Huffington Post, Sabtu (24/12/2011) menuturkan bahwa Yesus mungkin lahir Selasa, 15 September 7 SM.
Seperti diuraikan sebelumnya, belum ada kepastian tentang kebenaran teori konjungsi Jupiter dan Saturnus. Dalam rentang waktu 7 SM - 2 SM, ada pula konjungsi Jupiter dan Venus. Selain itu, bisa jadi Bintang Natal adalah sebuah keajaiban, petunjuk yang memang diberikan Tuhan bahwa Yesus telah datang.
Yang pasti, sejauh ini telah diyakini bahwa Yesus tidak lahir tepat 2011 tahun lalu, meski kelahiran Yesus dijadikan patokan penanggalan Masehi. Yesus juga diyakini tidak lahir pada 25 Desember. Tanggal tersebut hanyalah tanggal yang dipilih untuk merayakannya, bersamaan dengan festival Saturnalia di masa Romawi, saat masyarakat berbahagia dan saling berbagi hadiah.
Terlepas dari apa sebenarnya Bintang Natal dan kapan sebenarnya Yesus lahir, kelahiran Yesus tetap menjadi momen istimewa bagi kemanusiaan. Kelahiran Yesus menjadi semangat untuk memberikan cinta kasih. Misteri Bintang Natal dan empat planet yang tampak Sabtu (24/12/2011) bisa menjadi pelengkap perayaan.
0 komentar
Posting Komentar