ANAK-anak yang bermain video game lebih
dari satu jam sehari berisiko lebih besar menderita sakit pada
pergelangan dan jari-jari. Menurut Dr. Eric Ruderman, seorang associate
professor di bidang obat-obatan di Northwestern University's Feinberg
School of Medicine, penemuan ini menunjukkan kalau bermain video game
tidak baik untuk perkembangan otot dan tendon anak-anak. Akan tetapi,
karena anak tidak diperiksa, kemungkinan menimbulkan kerusakan jangka
panjang dan jumlah durasi main yang aman belum bisa dipastikan.
Studi ini berawal dari ide Deniz Ince, anak berusia 11 tahun yang mengalami sakit jari saat memeras jeruk. Deniz, yang gemar main video game, ingin tahu apakah kebiasaannya bermain video game merupakan penyebab rasa sakit yang ia rasakan. Dengan bantuan ayahnya (seorang rheumatologist) dan para peneliti dari New York University, siswa kelas 5 ini membagikan kuesioner kepada 171 teman sekolahnya yang berusia 7-12 tahun.
Sekitar 80% dari mereka melaporkan bermain game yang menghibur (Xbox, PlayStation, Wii dan sejenisnya) atau peralatan yang menggunakan tangan lainnya (termasuk iTouch, iPhone dan PlayStation Portable). Sekitar setengah dari partisipan melaporkan menggunakan kurang dari satu jam sehari, sekitar 1/3 menyatakan bermain 1-2 jam sehari, 7% melaporkan bermain hingga 2-3 jam sehari dan 6% melaporkan bermain lebih dari 3 jam sehari.
Studi menemukan, setiap satu jam tambahan bermain video game setara dengan peningkatan risiko mengalami rasa sakit sebesar 50%. Selain itu, anak-anak yang lebih muda lebih berisiko mengalami rasa sakit di pergelangan tangan dibandingkan anak yang lebih tua.
"Semakin muda usianya, maka risiko mengalami rasa sakit semakin besar," tutur study's senior author, Dr. Yasuf Yazici,seperti dikutip situs healthday."Anak berusia 7 tahun yang bermain selama 2 jam berisiko lebih besar menderita sakit dibandingkan anak berusia 10 tahun yang main dengan durasi sama."
Apa penyebab perbedaan ini? Peneliti mengaku belum menemukan alasan yang jelas, tapi kemungkinan karena otot-otot dan tendon anak yang lebih muda masih berkembang. Gerakan yang sama, terang Yazici, menyebabkan tekanan yang lebih berat pada tangan anak yang lebih muda dibandingkan anak yang lebih tua.
Sekitar 12% dari partisipan menyatakan mengalami rasa sakit di jari yang cukup parah sehingga membatasi frekuensi main video game mereka. Dan sekitar 10% anak melaporkan merasakan sakit di pergelangan sehingga membatasi durasi bermain mereka.
"Orangtua perlu memonitor apa yang dilakukan anak-anak mereka," terang Ruderman."Dua atau tiga jam bermain video game sehari bagi anak berusia 7 atau 8 tahun masih terlalu banyak
Studi ini berawal dari ide Deniz Ince, anak berusia 11 tahun yang mengalami sakit jari saat memeras jeruk. Deniz, yang gemar main video game, ingin tahu apakah kebiasaannya bermain video game merupakan penyebab rasa sakit yang ia rasakan. Dengan bantuan ayahnya (seorang rheumatologist) dan para peneliti dari New York University, siswa kelas 5 ini membagikan kuesioner kepada 171 teman sekolahnya yang berusia 7-12 tahun.
Sekitar 80% dari mereka melaporkan bermain game yang menghibur (Xbox, PlayStation, Wii dan sejenisnya) atau peralatan yang menggunakan tangan lainnya (termasuk iTouch, iPhone dan PlayStation Portable). Sekitar setengah dari partisipan melaporkan menggunakan kurang dari satu jam sehari, sekitar 1/3 menyatakan bermain 1-2 jam sehari, 7% melaporkan bermain hingga 2-3 jam sehari dan 6% melaporkan bermain lebih dari 3 jam sehari.
Studi menemukan, setiap satu jam tambahan bermain video game setara dengan peningkatan risiko mengalami rasa sakit sebesar 50%. Selain itu, anak-anak yang lebih muda lebih berisiko mengalami rasa sakit di pergelangan tangan dibandingkan anak yang lebih tua.
"Semakin muda usianya, maka risiko mengalami rasa sakit semakin besar," tutur study's senior author, Dr. Yasuf Yazici,seperti dikutip situs healthday."Anak berusia 7 tahun yang bermain selama 2 jam berisiko lebih besar menderita sakit dibandingkan anak berusia 10 tahun yang main dengan durasi sama."
Apa penyebab perbedaan ini? Peneliti mengaku belum menemukan alasan yang jelas, tapi kemungkinan karena otot-otot dan tendon anak yang lebih muda masih berkembang. Gerakan yang sama, terang Yazici, menyebabkan tekanan yang lebih berat pada tangan anak yang lebih muda dibandingkan anak yang lebih tua.
Sekitar 12% dari partisipan menyatakan mengalami rasa sakit di jari yang cukup parah sehingga membatasi frekuensi main video game mereka. Dan sekitar 10% anak melaporkan merasakan sakit di pergelangan sehingga membatasi durasi bermain mereka.
"Orangtua perlu memonitor apa yang dilakukan anak-anak mereka," terang Ruderman."Dua atau tiga jam bermain video game sehari bagi anak berusia 7 atau 8 tahun masih terlalu banyak
0 komentar
Posting Komentar