"Saya menyambut baik buku ini, karena buku ini layak diapresiasi," kata Sri Paduka Paku Alam (PA) IX saat meluncurkan buku tersebut di Pura Pakualaman, Yogyakarta, Sabtu.
Menurut dia, buku tersebut tidak hanya merupakan sebuah karya tulis, namun buku tersebut juga berisi materi tentang seluruh potensi budaya yang ada di Pura Pakualaman Yogyakarta.
Ia mengatakan, banyak nilai-nilai budaya yang berakar dari lingkungan keraton seperti taria, tata busana dan berbagai adat budaya yang kemudian berkembang di masyarakat.
Namun, lanjut dia, tidak semua orang dapat memahami budaya-budaya yang muncul tersebut, sehingga penerbitan buku itu merupakan langkah positif yang bisa diapresiasi bersama.
"Masyarakat juga akan lebih mudah mendapatkan gambaran. Kehadiran buku ini juga akan melengkapi karya pustaka di keraton," katanya.
Di dalam acara peluncuran buku tersebut, juga dipersembahkan tarian karya Sri Paduka PA IX berjudul Bedhaya Sri Kawuryan yang ditarikan oleh tujuh penari putri.
Tarian tersebut melambangkan seorang yang mengarungi dinamika kehidupan dengan harapan akan selalu menemukan keselarasan.
Sejumlah tokoh juga turut hadir dalam acara peluncuran buku tersebut, di antaranya Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Wiendu Nuryanti, kerabat Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat GBPH Prabukusumo dan GBPH Yudhaningrat dan sejumlah tokoh di masyarakat.
Salah seorang penulis buku, Sumardiyanto mengatakan, buku tersebut berisi tujuh bab yang disarikan dari berbagai narasumber tentang berbagai perspektif sistem budaya di Kadipaten Pakualaman.
Sampul buku didominasi warna hijau yang disebut pareanom, yaitu warna kebanggaan Kadipaten Pakualaman.
Buku tersebut tidak hanya merupakan sebuah karya tulis, namun buku
tersebut juga berisi materi tentang seluruh potensi budaya yang ada di
Pura Pakualaman Yogyakarta.
0 komentar
Posting Komentar