Kalkulator bertenaga listrik memang terbilang belum lama dikenal. Tapi, alat hitung atau metode untuk menghitung, sudah dikenal manusia sejak berabad-abad yang lalu. Sempoa termasuk salah satu alat hitung kuno yang fungsinya mirip kalkulator. Pensil dan kertas, sebenarnya juga alat hitung manual yang bisa menjalankan fungsi kalkulator.
Barulah di awal tahun 1960-an, mulai muncul kalkulator yang agak modern. Saat itu muncul mesin hitung yang menggunakan mesin mekanik dan digerakkan tangan manusia. Mesin itu sudah bisa membantu penjumlahan, pembagian, dan perkailan. Mesin hitung mekanik ini dibuat oleh Friden yang bekerja berdasar perputaran roda bergerigi.
Penemuan mesin hitung mekanik ini menjadi terobosan peting dalam dunia hitung-menghitung yang selama ini dijalankan secara manual. Mesin hitung ini sangat membantu berbagai transaksi yang melibatkan angka besar dan harus dihitung dalam waktu cepat.
Lompatan terjadi tahun 1963. Saat itu, dua perusahaan elektronik asal Inggris, Bell Punch dan Sumlock-Comptometer mengenalkan mesin hitung atau kalkulator bertenaga listrik. Kalkulator ini menggunakan belasan tabung hampa sebagai komponennya. Kalkulator ini kemudian dinamai Anita, dan diklaim sebagai kalkulator pertama bertenaga listrik.
Hampir bersamaan dengan itu, di Amerika, Friden juga membuat mesin yang hampir sama, yang juga bersumber tenaga listrik. Kalkulator listrik buatan Friden ini menggunakan tabung katoda, atau tabung yang digunakan untuk layar televisi.
Setahun kemudian, yakni tahun Maret 1964, raksasa elektronik asal Jepang menyempurnakan mesin hitung tersebut dengan menempelkan komponen baru bernama transistor. Selain ukurannya bisa diperkecil, penggunaan transistor ini juga menjadikan kalkulator listrik buatan Sony punya daya komputasi yang lebih baik dibanding produk sebelumnya.
Pengembangan kalkulator listrik pun terus terjadi. Tahun 1969, perusahaan elektronik asal Jepang, Sharp mengembangkan kalkulator berbasis chips. Saat itu memang teknologi chips mulai dikenal. Kalkulator chips yang pertama dibuat oleh Sharp adalah Sharp QT-8. Komponen chips yang ada dalam kalkulator itu sendiri dibuat Rockwell.
Kalkulator ini mengundang perhatian publik yang memadati area pameran produk rekayasa di New York yang digelar Maret 1970. Saat itu, produk tersebut dijual dengan harga sekitar 500 dolar AS (jika dihitung dalam kurs sekarang, setara dengan sekitar Rp 4 juta). Rockwell dan Sharp terus bekerja sama untuk membuat kalkulator menjadi lebih kecil, dan bertenaga baterai yang bisa diisi ulang.
Ukuran kalkulator ini bisa mengecil secara signifikan saat teknologi liquid crystal displays (LCD) mulai ditemukan awal tahun 1970-an. Bersamaan dengan itu juga mulai digunakannya baterai berukuran mini sebagai sumber tenaganya. Pada tahun 1976, kalkulator dengan layar LCD dan baterai mini pun diproduksi dan dijual di pasaran.
Era kejayaan kalkulator terjadi pada tahun 1980-an. Memasuki tahun 1990-an, kalkulator mulai ditinggalkan masyarakat, seiring dengan datangnya era komputer desktop. Perangkat lunak di dalam komputer mampu mengakomodasi kerja kalkulator. Hadirnya telepon seluler yang dilengkapi dengan software kalkulator juga membuat mesin hitung tersebut makin ditinggalkan.
0 komentar
Posting Komentar