Sirine mengambil peran yang sangat penting dalam kondisi-kondisi darurat. Tanpa sirine, ambulans, mobil pemadam kebakaran, juga kendaraan petugas patrol bakal sulit menembus jalur lalu lintas yang makin hari semakin padat. Sirine menjadi alat bantu yang memudahkan perjalanan kendaraan-kendaraan khusus itu dalam menembus kemacetan.
Alat penghasil bunyi yang memekakkan telingan ini telah ditemukan sejak tahun 1790. Orang yang menemukannya bernama John Robinson. Dia berkewarganegaraan Skotlandia. Saat pertama ditemukan, bunyi sirine tidak sekuat sekarang. Kemudian Charles Cargniard menyempurnakannya hingga menghasilan bunyi yang sangat kuat.
Dengan modifikasi tertentu, Charles berhasil menciptakan sirine yang bunyinya tetap terdengar meski berada di dalam air. Udara menjadi sumber energy yang dia manfaatkan. Lewat udara yang ditampung dalam bejana khusus hingga menghasilkan tekanan tinggi, sirine bisa dibunyikan sangat kuat. Bunyi sirine yang dibuat saat itu adalah sama dengan bunyi sirine yang saat ini kita dengar.
Tapi tahukah Anda bahwa sebenarnya John Robinson membuat sirine bukan untuk tujuan melancarkan lalu lintas kendaraan-kendaraan khusus? Semula, John merancang sirine dengan tujuan yang berbeda. Bunyi yang dihasilkan oleh sirine ingin dia jadikan unsur pelengkap dalam komposisi musik. Artinya, dia ingin menjadikan sirine sebagai salah satu alat musik. Charleslah yang kemudia ‘membelokkan’ fungsi sirine.
Mulai tahun 1830-an, penggunaan uap air sebagai sumber tenaga mulai dikenal manusia. Mulai saat itu pula diciptakan sirine yang dibunyikan dengan tekanan uap air. Sirine tipe ini digunaka untuk menjadi klakson kereta api juga penghasil bunyi peringatan mercusuar pelabuhan.
Barulah di awal abad ke-20, sirine banyak dibunyikan dengan tenaga listrik dan dipasang di kendaraan-kendaraan polisi, mobil ambulans, juga kendaraan pemadam kebakaran. Menurutextremetacticaldynamics.com, digunakannya tenaga listrik menjadikan bunyi sirine bisa dikontrol lebih baik. Selain itu, bunyinya juga bisa diatur dalam beberapa variasi.
source
source
0 komentar
Posting Komentar