Banyak komentar negatif bermunculan seputar rencana pembuatan fitur Facebook Highlight. Namun, apabila Facebook benar-benar merilis fitur barunya tersebut, banyak penggunanya yang mengancam akan keluar dan hal tersebut justru menguntungkan jejaring sosial lainnya.
Memang saat ini terjadi mispersepsi seputar Facebook Highlight atau fitur baru yang mengharuskan penggunanya membayar sebesar USD 2 atau sekitar Rp 18.000 tersebut. Artian utama dari Facebook Highlight adalah pengguna yang ingin statusnya dapat terlihat lebih dari 12% diwajibkan membayar sejumlah uang yang ditentukan. Namun, bagi yang ingin tetap menikmati layanan Facebook secara gratis maka mereka tidak wajib membayar dengan kompensasi statusnya tersebut hanya dapat muncul di news feed sebesar 12% saja.
Menurut pantauan dan analisa Facebook Marketing Conference (FMC), status semua pengguna Facebook saat ini hanya akan dapat dilihat oleh orang-orang yang masuk dalam daftar pertemanannya di news feed sebesar 12 persen saja.
Namun, apabila banyak pengguna Facebook yang akhirnya memilih meninggalkan situs jejaring sosial besutan Mark Zuckerberg ini, maka hal tersebut sangat menguntungkan kompetitor Facebook seperti Twitter, Google+, Tumblr dan lainnya.
Dengan hilangnya pengguna maka dipastikan Facebook akan semakin merana, karena dari sisi bisnis saja, penjualan saham situs ini sejak dibukanya IPO beberapa bulan lalu tidak juga menunjukkan suatu hal yang menggembirakan.
Mengutip dari penjelasan Mia Garlick, juru bicara Facebook, "Ketika kita mempunyai rencana untuk merilis satu fitur baru, kita akan mengujicoba fitur tersebut lebih dahulu. Kita tidak akan merilis tanpa melakukan riset."
Dalam penjelasannya tersebut menyiratkan bahwa ada dua kemungkinan yang akan terjadi. Apabila mayoritas penggunanya tidak menyukai fitur tersebut, maka Facebook juga tidak akan memaksakan untuk merilisnya. Namun, apabila banyak yang menyukai fitur itu terutama kalangan pebisnis, maka bisa jadi hal tersebut segera dirilis secepatnya.
Postingan
0 komentar
Posting Komentar