Sebuah asteroid seukuran bus nyaris menabrak bumi pada Jumat (27/1). Asteroid ini berhasil melewati bumi pada jarak terdekat, yakni hanya sekitar 60 ribu km dari bumi.
Asteroid yang diberi nama 2012 BX34 ini, memiliki diameter sekitar 6 hingga 19 meter. Asteroid ini tertangkap oleh teleskop para ilmuwan luar angkasa di Arizona, Amerika Serikat, pada Rabu (25/1). Pada Jumat (27/1) sekitar pukul 15.00 waktu GMT, asteroid ini berada pada jarak terdekat dengan bumi, yakni sekitar 60 ribu km.
"Ini nyaris saja. Asteroid tersebut tercatat dalam daftar 20 teratas dalam jarak terdekat asteroid yang pernah diamati," ujar Wakil Direktur Minor Planet Center, Gareth Williams kepada kantor berita AFP, Sabtu (28/1/2012).
Sebenarnya pada Kamis (26/1), NASA telah mengumumkan melalui Twitter bahwa asteroid tersebut akan melewati bumi dengan aman pada 27 Januari. Williams menyatakan, bahwa ukuran asteroid tersebut tergolong kecil dan hanya bisa terdeteksi ketika berada dekat dengan bumi.
"Asteroid ini berada pada jarak seperenam kali jarak bumi dari bulan. Pada beberapa tahun terakhir, kami telah mendeteksi 30 obyek yang mendekati bumi dengan jarak sejauh orbit bulan," terang Williams.
Dengan jarak yang sedemikian dekat, Williams menegaskan, asteroid ini tidak akan menabrak bumi. Dan melihat pada ukurannya yang begitu kecil, asteroid ini tidak memberikan ancaman besar bagi keberlangsungan bumi.
"Obyek ini sangat kecil, kalaupun dia menabrak kita lain waktu, dia tidak akan bertahan utuh saat melintasi atmosfer bumi. Obyek dengan ukuran sebesar itu -- 6 hingga 19 meter -- biasanya akan hancur ketika memasuki atmosfer. Yang tersisa mungkin hanya sebagian kecil - atau bisa juga seukuran bola sepak - ataupun seukuran batu yang jatuh ke bumi sebagai meteorit," jelasnya.
Pada November tahun lalu, sebuah asteroid dengan diameter 400 meter mendekati bumi. Asteroid ini melewati bumi dengan jarak sekitar 324.600 km. Lalu pada tahun 2008, sebuah asteroid berukuran kecil berhasil memasuki atmosfer bumi dan jatuh di wilayah padang pasir Nubian, Sudan.
source NASA
0 komentar
Posting Komentar