Dalam masyarakat tradisional, pengobatan alami dengan cara herbal sudah sering dilakukan terhadap anak. Berbeda halnya dengan masyarakat modern yang cenderung mengandalkan obat-obatan kimia untuk menyembuhkan penyakit pada anak.
Pengobatan herbal yang sudah ada sejak jaman nenek moyang dan diajarkan secara turun temurun pada generasi dibawahnya, memiliki beberapa keuntungan.
Pertama: Umumnya, harganya lebih terjangkau. Meski ada beberapa obat yang harganya sangat tinggi, seperti buah merah dari Papua. Namun, harga tinggi tersebut biasanya tak berlangsung lama. Hanya euphoria sesaat akibat pengaruh pemberitaan di media yang lantas dimanfaatkan untuk kepentingan komersial.
Kedua: Obat herbal mudah diperoleh karena banyak berada di sekitar kita, bahkan dibudidayakan sendiri.
Ketiga: Dibandingkan obat medis, tingkat toksisistas (sifat beracun) obat herbal relatif lebih rendah dibanding obat-obatan kimia asalkan penggunaannya benar.
Meramu obat herbal sebenarnya tidak terlalu sulit, cukup belajar dari pengalaman orang tua atau membaca literature. Umumnya tumbuh-tumbuhan tersebut diramu dengan cara direbus, ditumbuk, diparut, diseduh, dibakar atau dimakan mentah-mentah.
Yang paling penting diperhatikan pada saat meramu adalah:
1) Hindari penggunaan peralatan dari logam karena logam dapat mengoksidasi atau mengubah susunan kimia obat herbal. Jadi hindari penggunaan panci aluminium, stainless steel, kuningan atau besi untuk mengolahnya. Sebagai gantinya, gunakan kendil dari tanah liat atau kaca, serta sendok kayu untuk mengaduknya.
2) Bersihkan bahan-bahan yang hendak dipakai dibawah air mengalir supaya bersih dari kotoran yang menempel, seperti kuman, bakteri dan jamur.
3) Jika Anda membeli bahan-bahan tersebut dari pasar, pilihlah bahn-bahan yang masih segar/baik kondisinya. Misalnya, jika bahan tersebut jeruk nipis maka pilihlah yang sudah masak, kalau bunga pilihlah yang masih kuncup atau mekar sempurna, jika biji-bijian ,maka ambil dari buah yang sudah masak sempurna, jika dari umbi-umbian maka ambilah setelah tanamannya tak lagi tumbuh.
Berdasarkan ‘resep’ turun temurun dari leluhur, ada beberapa penyakit pada anak yang biasanya dapat disembuhkan secara alami dengan menggunakan obat-obatan herbal. Sehingga si anak setidaknya tidak terlalu banyak mengonsumsi obat kimiawi.
Berikut ini, jenis penyakit anak tersebut:
1. Panas atau Demam.
Ambilah bawang merah yang diparut, minyak telon, lalu balurkan pada punggung sampai bagian pantat sambil sedikit diurut. Juga pusar dan ubun-ubun. Untuk ramuan minum: air kelapa satu cangkir ditambah 1 sendok teh madu, aduk lalu kukus. Setelah dingin berikan pada anak sebanyak 3 sendok teh setiap 2 jam sekali. Ramuan ini diberikan untuk bayi 8 bulan ke atas. Bila anak berusia kurang dari 8 bulan, cukup diberikan air susu ibu (ASI) atau ibunya yang meminum ramuan tersebut. Pada anak yang agak besar, gunakan ramuan minum berupa air kunyit dan madu. Setengah sampai satu ruas jari kunyityang sudah dibakar, dikerik kulitnya, diparut, lalu diberika air matang ½ cangkir, peras, kemudian diendapkan. Campur bagian air kunyit yang tanpa endapan dengan kocokan 1 butir kuning telur dan 1 sendok makan madu, kemudian disuapkan pada anak. Ramuan ini bisa dipergunakan sebagai penurun panas seperti pada saat anak sakit cacar air, atau flu.
2. Perut Kembung.
Parut bawang merah dan tambahkan minyak telon. Kemudian tempelkan bawang yang sudah diparut tersebut di bagian pusar. Bisa juga, gunakan daun jarak pagar yang dihangatkan. Olesi dengan minyak kelapa, pilin-pilin, lalu tempelkan pada pusar si kecil.
3. Diare.
Sediakan ½ jari kunyit yang sudah bersih dibakar, dipotong-potong, 7 pucuk daun jambu biji, air 2 gelas, dan garam ¼ sendok teh, rebus dengan api kecil. Minum airnya, satu sendok teh satu jam sekali. Untuk mengusir gas, tempeli pusar dengan parutan bawang merah yang sudah diberi minyak telon. Untuk anak yang sudah agak besar, boleh juga dengan mengunyak halus pucuk daun jambu kluthuk yang sudah bersih ditambah garam lalu ditelan.
4. Muntah-muntah.
Muntah bisa disebabkan perut mual dan kembung. Sediakan ½ sendok teh ketumbar, 3 butir kapulaga, 5 butir adas hitam dan air setengah gelas. Kemudian direbus. Setelah dingin berikan ke anak sedikit demi sedikit, sesering mungkin atau 2 jam sekali. Boleh juga ditambahkan beras kencur. Caranya, cuci 1 sendok makan beras dan direndam sebentar. Sangrai beras tersebut sampai berwarna kecoklatan, lalu ditumbuk halus bersaam dengan ruas jari kencur, 1 ruas jari kencur, dan sepertempat sendok teh adas manis. Setelah itu diseduh dengan air panas, tambahkan gula merah, sedikit garam, dan asam jawa. Saring, lalu diminumkan kepada anak agar tubuhnya hangat.
5. Batuk.
Sediakan air jeruk nipis 1 sendok makan ditambah madu 2 sendok makan dan air matang 2 sendok makan. Masukkan dalam cangkir dan kukus. Setelah agak dingin, minumkan pada anak sebanyak 1-2 sendok the. Berikan sehari 5 kali.
6. Batuk Karena Angin atau Dahak Susah Keluar.
Sediakan 1 sendok bawang merah diparut, 1 ruas jari jahe diparut dan diperas airnya, 7 butir adas manis, 1 ruas jari kunyit diparut dan diperas airnya, 1 sendok makan air jeruk nipis, dan 12 gelas air. Masukkan semua bahan di cangkir, kemudian kukus dan setelah itu saring. Minum 3 kali sehari, masing-masing 2 sednok teh.
7. Batuk Berlendir.
Campurkan air jahe 1 sendok makan, air kunyit 1 sendok makan, bawang putih 1 siung diparut, air jeruk nipis 1 sendok makan, madu1 sendok makan, dan sendok makan air matang kemudian dikukus. Diminumkan 3-4 kali sehari 2 sendok teh.
8. Pilek.
Siapkan bawang merah yang diparut, lalu tempelkan pada tulang leher ketutujh (bagian tengkuk) dan ubun-ubun anak, setelah sebelumnya diolesi minyak kayu putih. Beri juga minuman yang hangat, seperti minuman beras kencur. Selain itu, jemur anak di bawah jam 9 pagi. Panaskan bagian dada seperempat jam dan kemudian punggung sepertempat jam. Hal ini bisa dilakukan sambil jalan-jalan pagi.
9. Sariawan.
Ambil sebuah tomat matang, seduh dengan air panas dan kupas kulitnya. Haluskan tomat tersebut, saring dan tambahkan sedikit gula. Beri anak sari tomat tersebut.
10. Menambah Nafsu Makan.
Apabila anak tidak punya nafsu makan atau susah makan, maka berikan satu ruas jari temulawak, gula merah, air secukupnya, tambahkan sedikit garam, kemudian rebus dan saring. Minumkan pada anak 1-2 sendok makan sehari.
11. Biduran atau Kaligata.
Balurkan tubuh dengan minyak telon, minyak kayu putih atau minyak tawon. Untuk ramuan minum: 1 jari temu lawak dipotong-potong , beri sedikit gula merah dan garam, direbus dengan 1 gelas air. Saring dan bila sudah dingin diminumkan 3 kali sehari ¼ gelas.
0 komentar
Posting Komentar