Kamis, 24 Mei 2012

Momen Aneh dalam Kehidupan Nobel


Dengan hati dingin dan bakat alam yang sangat kuat, seorang ahli kimia asal Swedia, Alfred Nobel menemukan dinamit. Pria kelahiran 21 Oktober 1833 itu berpikir bahan peledak temuannya bakal mengakhiri segala perang. Namun ternyata yang terjadi malah sebaliknya, bahan peledak menjadikan setiap peperangan menjadi mematikan.

Seperti sangkaan dan kenyataannya yang kebalik-balik, perjalanan Alfred Nobel penuh dengan kejadian-kejadian yang bisa dibilang aneh. Untuk menjadi seorang ahli, Alfred ternyata tidak sekolah dari masa kanak-kanak. Hingga usia 16 tahun, dia dididik sendiri oleh ayahnya, Immanuel Nobel. Immanuel adalah kontraktor sukses yang dipercaya pemerintah Rusia untuk mengembangkan industri pertahanan.

Alfred menghabiskan banyak waktunya untuk belajar sendiri. Selain itu, dia juga hobi traveling ke banyak negara. Selain menyusuri laboratorium di Paris, dia juga banyak bekerja di banyak laboratorium di Amerika Serikat. Setelah itu, dia kembali ke Rusia, tempat ayahnya menjalankan industri persenjataan, dan bekerja di pabrik milik sang ayah. Pabrik itu bangkrut tahun 1859.

Setelah perusahaan ayahnya bangkrut, keluarga Nobel kembali ke Swedia. Alfred kemudian membuat pabrik bahan peledak. Insiden terjadi tahun 1864. Saat itu, ledakan terjadi di pabrik Alfred dan membuat adiknya, Emil, meninggal dunia. Kejadian ini tak membuat Alfred berhenti menapaki dunia bahan peledak. Tahun 1867, dia menemukan bahan peledak yang lebih ‘aman’ dan kemudian dikenal sebagai dinamit. Di tahun itulah dia patenkan temuannya.

Tak lama setelah kejadian itu, yakni tahun 1888, kejadian aneh juga terjadi. Saat itu, seudara laki-laki Alfred, yakni Ludvig Nobel meninggal dunia. Namun koran-koran Prancis salah pengertian, dan mengira yang meninggal adalah Alfred. Mereka pun beramai-ramai membuat obituary Alfred yang saat itu masih hidup. Mereka menyebut Alfred sebagai penjaja kematian.

Sibuk dengan kesenangannya di meramu bahan peledak membuat Alfred tak berteman dengan banyak orang. Dia juga tidak pernah menikah sepanjang hidupnya. Alfred meninggal 10 Desember 1896 akibat pendarahan di sekitar otak. Saat meninggal catatan yang berisi keinginan-keinginannya ditemukan.

Salah satu catatan yang membuat banyak kerabatnya terkejut adalah keinginannya untuk memberikan hadiah kepada para ahli di bidang masing-masing. Permintaan itu tertanggal 27 November 1895. Menurut catata about.com, dalam catatan itu terdapat lima kategori keilmuan yang Alfred ingin memberikan penghargaan kepada ahlinya. Kelima kategori itu adalah fisika, kimia, kedokteran, sastra, dan perdamaian.

Hingga kematiannya, kewarganegaraan Alfred tidak diketahui secara pasti. Hingga usia sembilan tahun dia berkewarganegaraan Swedia. Tapi setelah itu dia hidup dan menetap di Rusia, Prancis, dan Italia tanpa mendapat kewarganegaraan.

Lima tahun setelah kematiannya, yakni 10 Desember 1901, penghargaan Nobel untuk pertama kalinya digelar. Lima orang ahli mendapatkan hadiah Nobel dengan kategori masing-masing. Nobel Kimia diberikan kepada Jacobus H van’t Hoff, Fisika diberikan kepada Wilhel Rontgen, Kedokteran untuk Emil A von Behring, Sastra untuk Rene FA Sully Prudhomme, dan Nobel Perdamaian untuk Jean H Dunant dan Frederic Passy. Setelahnya, penghargaan Nobel pun dianugerahkan setiap tahun hingga saat ini.

0 komentar