Jumat, 01 Juni 2012

Bercengkrama dengan penyu Ujung Genteng

Deburan ombak samudera Hindia tidak henti menerjang karang, ikan-ikan kecil hilir mudik di celah-celah karang saling bercengkrama dibawah naungan langit nan biru. Ketika hari telah usai, semburat merah jingga menyapa saya dengan pesonanya.

Itulah sedikit gambaran Ujung genteng, pesisir selatan Sukabumi ini menyajikan panorama khas pantai selatan yang sangat menarik. Walaupun ombak pantai selatan relatif besar, tetapi sebagian besar sudah terpecah oleh karang yang berada agak jauh dari bibir pantai. Air laut yang tenang di tepian menjadikannya akuarium alami yang mempesona.

Ujung genteng masuk ke dalam wilayah kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Berjarak 220 km dari Jakarta, dengan jalan yang berkelok-kelok dan naik turun bukit, perjalanan terasa sangat melelahkan. Dibutuhkan kesabaran untuk mencapai pesisir selatan ini. Jangan heran jika perjalanan terasa sangat jauh, sebab Ujung genteng memang benar-benar berada di Ujung pulau sesuai namanya.

Mencapai Ujung Genteng dengan kendaraan umum

1.Dari Jabodetabek naik bus yang ke sukabumi (15-25 ribu)
2. Dari Terminal degung, naik angkot kuning ke terminal lembursitu di pinggiran kota (3ribu)
3. Naik Elf ke Surade ( 25ribu )
4. Dari surade naik angkot merah ke ujung genteng (10rb)
Menurut penduduk sekitar, nama ujung genteng berasal dari ujung gunting. Ya, jika kita melihat peta bagian selatan Jawa Barat, ada bentuk cekungan seperti gunting, disanalah letak ujung genteng.

Ombak yang sudah tertahan oleh karang membuat tepi pantai menjadi tenang. Kondisi ini memungkinkan kita untuk sekedar bermain air ataupun melihat biota laut yang terperangkap di celah-celah karang seperti bintang laut, siput, ikan kecil, udang, bahkan cacing laut.



Dari pantai ujung genteng, cobalah susuri pantai lebih ke utara. Setelah melewati perkampungan penduduk, anda akan menemukan pantai cibuaya, atau lebih dikenal dengan pantai akuarium. Disinilah kita bisa menikmati akuarium alami, bentukan celah karang menjadi rumah para biota laut kecil dapat kita lihat dengan jelas.

Tips : Penginapan di ujung genteng relatif murah, dari 75ribu hingga 200ribu per kamar. Jika ingin lebih murah, bisa ke rumah penduduk sekitar. Saya hanya membayar "seikhlasnya"
Bawa diri anda lebih ke barat laut, anda akan menemukan hamparan pasir putih yang sangat luas. Di pantai yang sangat bersih ini ombak sudah mencapai tepian laut, maka berhati-hatilah karena ombak cukup besar. Saya melihat banyak pemancing disini, entah bagaimana caranya memancing di tengah ombak seperti itu. Jika anda seorang yang hobi memancing, ikan-ikan berukuran besar di Ujung genteng tidak akan mengecewakan anda.


Pangumbahan terkenal dengan penangkaran penyu hijau. Kita bisa melihat penyu bertelur disini pada malam hari, ataupun melepaskan tukik (anak penyu) yang telah dianggap cukup umur untuk dilepaskan ke habitat aslinya, lautan lepas.





Tips : Dari Ujung genteng, daripada naik ojek untuk ke pangumbahan, lebih baik berjalan kaki. Selain menghemat pengeluaran, kita bisa menikmati pantai lebih leluasa. Dapat dicapai dalam satu jam berjalan
Telur-telur penyu yang sering diambil oleh manusia menjadikan hewan ini menjadi langka, ditambah lagi penyu hanya mempunyai siklus bertelur 2-4 tahun sekali. Itulah alasan didirikannya tempat penangkaran penyu ini.

Yang unik dari penyu, jika ia telah besar dan akan bertelur, maka ia akan bertelur di tempat ia dilahirkan. Sebuah gambaran naluri yang cinta akan tanah airnya. Sungguh mempesona.






Sedikit lebih jauh dari Pangumbahan, saya menemukan tempat yang sangat bagus untuk melihat matahari terbenam. Pertemuan sungai Cipanarikan dan samudra Hindia membuat tempat ini menjadi sebuah telaga biru. Tiada hentinya saya mengambil gambar disini. Naiklah ke atas bukit untuk menikmati matahari terbenam, alam bawah sadar anda akan merasa bahwa alam Indonesia ini begitu indah.



Tidak hanya pantai akuarium dan pangumbahan, Ujung genteng masih menyimpan sejuta pesona. Jika anda gemar surfing, tantang diri anda untuk berselancar di pantai Ombak tujuh. Pantai ini terkenal dengan ombaknya yang besar dan bergulung-gulung.

Petualangan anda di ujung genteng tidak lengkap tanpa Curug Cikaso. Air terjun yang deras dengan bebatuan kuning diselengi lumut hijau serta air yang jernih tidak mungkin saya lupakan. Tempat ini wajib disinggahi jika anda berkunjung ke Ujung genteng.


Sore itu saya melihat pelepasan penyu-penyu kecil yang berlarian ke pantai, mencoba untuk bertahan hidup dari kerasnya alam ini. Memandang makhluk cantik tersebut, saya mengingatkan diri saya sendiri pada spirit pecinta alam : leave nothing but footsteps, take nothing but pictures, and kill nothing but time.


0 komentar