Minggu, 08 Juli 2012

Intip Isi Gedung Putih


ADA beberapa cara agar bisa masuk ke Gedung Putih (White House) di Washington DC, Amerika Serikat. Pertama, memenangkan pemilihan presiden Amerika. Ini jelas sulit.

Namun ada cara lainnya agar bisa masuk rumah kepresidenan Presiden Amerika tersebut. Caranya mudah saja, yakni dengan mengikuti tur Gedung Putih. Seperti dikutip dari New York Times, tur di Gedung Putih bisa dimulai setelah aplikasi pengunjung diterima oleh pihak berwenang.

Jika calon pengunjung mendapat tiket, pintu masuk ada di 15th Street antara E dan F yang ada di gerbang tenggara. Hanya ada delapan ruangan yang boleh dimasuki oleh publik di bangunan yang berlokasi di Pennsylvania Avenue ini.

Di bagian depan, setiap pengunjung akan diperiksa kartu identitasnya dan dipindai secara elektronik. Selanjutnya, petugas Secret Service akan mengulangi proses ini.

Setelah melewati alat pemindai, pengunjung akan melanjutkan tur sendiri di bangunan bergaya Neoklasikal ini. Tur dimulai di lantai dasar. Di sini, harapan akan kemegahan Gedung Putih akan sirna.

Pasalnya, lorongnya redup dan ruangan yang ada kecil dan jarang dipakai. Ada ruang China, yang dibuat oleh istri Woodrow Wilson, Edith, yang memajang peralatan makan berupa piring dan gelas yang digunakan oleh presiden.

Tapi saat berada di lorong, pengunjung dapat melihat sebuah lukisan diri istri Bill Clinton, Hillary Rodham Clinton yang mengenakan setelan dengan celana panjang hitam dan tersenyum berseri-seri.

Seperti yang dikisahkan wartawan New York Times, William Grimes, interior dekorasi dan arsitektur Gedung terkesan aneh, bobrok, tidak teratur, serta terkesan tidak menghargai sejarah.

Sebetulnya, banyak ruangan di Gedung Putih yang digunakan untuk berbagai keperluan selama bertahun-tahun, sehingga para presiden dan ibu negara pun mulai melakukan renovasi, penambahan, dan makeover.

Ruang Vermeil misalnya. Dulu, ruangan yang sering dipakai untuk acara formal kenegaraan ini, pernah menjadi tempat bermain biliar. Namun Presiden Teddy Roosevelt menghancurkan konservatori pada 1902 dan melakukan renovasi menyeluruh di Gedung Putih.

Renovasi yang dilakukan Roosevelt ini menghapus era Victoria dan membongkar karya Louis Comfort Tiffany, yang disewa oleh Presiden Chester A. Arthur saat melakukan renovasi pada 1882.

Presiden Amerika ke-26 ini juga menambahkan beberapa sentuhan pribadi. Dia menggantung selusin piala hasil berburu yang diperolehnya dalam permainan safari.

Jika berkeliling di Gedung Putih, pengunjung harus berhenti di Pusat Pengunjung Gedung Putih, yang ada di seberang gerbang tenggara, di ujung utara Gedung Perdagangan.

Di sana, sebuah film dokumenter akan diputar tanpa henti. Melalui film tersebut, pengunjung bisa menelusuri sejarah visual Gedung Putih, termasuk ritual menanggalkan tanduk yang biasa dilakukan Roosevelt saat berburu.


Beberapa eksebisi menjelaskan beberapa topik. Seperti di Kids’ Corner, pengunjung muda akan diundang untuk mempelajari poster semua presiden, mulai dari George Washington hingga Barack Obama.

Dan kemudian, ada sebuah cermin yang membuat pengunjung bertanya kepada diri sendiri, “Dapatkah Anda melihat diri sendiri sebagai presiden?”

Setelah puas menelusuri lantai dasar, satu tingkat di atasnya, State Floor. Meski secara umum ruangan yang ada di lantai ini megah, kesan yang tampil tetap sederhana dan sopan. Terutama di East Room tempat resepsi dengan ukuran besar dan State Dining Room, di saat presiden menjamu tamunya.

Salah satu yang menonjol di State Dining Room adalah cermin besar yang menggantung di salah satu dinding. Cermin yang sedikit bernoda itu didatangkan dari Inggris pada 1790-an.

Selain itu, ada prasasti misterius yang berdiri di atas perapian. Prasasti tersebut merupakan doa yang disusun oleh John Adams dan dipajang di perapian oleh Roosevelt pada 1902.

Bunyi doa itu adalah, “Saya berdoa Surga melimpahkan yang terbaik rumah ini dan semua yang selanjutnya akan menghuninya. Semoga hanya orang yang jujur dan bijaksana yang pernah memerintah di bawah atap ini."

Sementara itu, ada tiga ruang pertemuan dengan ukuran kecil. Ruangan yang didekorasi ulang oleh Jacqueline Kennedy pada awal 1960-an ini dikenal karena memakai skema warna, yakni Blue Room, Red Room, dan Green Room.

Tiap ruangan ini memiliki banyak lukisan. Di Green Room, misalnya, ruangan dengan warna dinding dan perabotan didominasi warna hijau ini memiliki beberapa lukisan formal serta dua lukisan modern yang agak mengejutkan karya John Marin dan Jacob Lawrence.

Di Blue Room, yang didominasi karpet dan furnitur warna biru, pengunjung bisa melihat pemandangan indah di luar ruangan. Dari ruangan ini, pengunjung bisa melihat bukit rumput dan air mancur di Jefferson Memorial dan Washington Monument.

Tidak ada pemandu wisata di sini. Namun, agen Secret Service yang berdiri di sekitar ruangan siap menjawab pertanyaan tentang sejarah bangunan. Agen Secret Service memang diandalkan di tempat ini. Agar bisa menjelaskan pengunjung, agen Secret Service mendapatkan pelatihan selama dua minggu.

Untuk menjelajahi seluruh ruangan, pengunjung cukup menghabiskan waktu sekira setengah jam. Satu hal yang harus diingat, meski berkunjung ke Gedung Putih, jangan harap bisa bertemu dengan Presiden atau Ibu Negara.


source

0 komentar