Kamis, 12 Juli 2012

Pekerjaan yang Bikin Rusak Paru-paru


Hampir 23 ribu pekerja melakoni pekerjaan yang ternyata mengancam kesehatan paru-paru. Dari hasil penelitian Departemen Tenaga Kerja AS pada 2008 terungkap bahwa lebih dari 16 ribu orang meninggal dunia karena penyakit itu.

Jangan cemas dulu, ternyata sebagian besar penyakit paru itu bisa dicegah. Bahkan, tindakan pencegahan yang sederhana dapat mengurangi risiko. Berikut adalah daftar 10 pekerjaan yang bikin paru-paru Anda menderita:

Konstruksi
Para pekerja yang menyedut debu di kawasan konstruksi seperti ini akan berisiko mengalami kanker paru-paru, mesothelioma dan asbestosis, penyakit yang menyebabkan kerusakan pada paru-paru.

Risiko ini makin besar bila orang tersebut telah bekerja selama 20-30 tahun. Untuk mencegahnya, cobalah mengenakan alat pelindung termasuk alat bantu napas, terutama bila bekerja di sekitar bangunan tua. Berhenti merokok juga membantu.

Pabrik
Para buruh pabrik biasa terkena terpaan debu, bahan kimia, dan gas. Inilah yang membuat mereka berisiko mengalami COPD yang merupakan singkatan dari Chronic Obstrutive Pulmonary Disease atau yang biasa disebut Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK). 

COPD merupakan penyakit paru kronis (dalam waktu yang lama) yang dapat dicegah, tidak dapat sembuh sempurna akibat keterbatasan jalan napas (obstruksi). Keterbatasan jalan napas ini dapat diukur dengan menggunakan alat spirometri. Cara menggunakan spirometri adalah dengan membuang napas sekuat–kuatnya ke dalam alat tersebut.

Dalam pabrik makanan, ancaman itu bisa datang dari unsur-unsur yang terdapat dalam proses pembuatan popcorn, anggur, dan makanan siap saji. Untuk mengurangi risiko, selalu gunakan masker yang berkualitas.

Pusat kesehatan
Sekitar 8-12 persen petugas medis biasanya sensitif dengan bubuk residu yang terdapat dalam sarung tangan karet. Inilah yang bisa memicu reaksi asma hebat. Bahkan, meski orang lain yang mengenakan sarung tangan itu, bisa saja reaksi alergi muncul karena ada unsur karet yang terbang ke udara.

Cara yang terbaik adalah menukar sarung tangan karet menjadi sarung tangan sintetis yang tidak berunsur karet.

Pabrik tekstil
Byssinosis merupakan suatu jenis penyakit paru kerja berupa bronkitis kronis sebagai akibat terpaparnya individu oleh debu kapas, rami, sisal, atau nenas. Penyakit inilah yang sangat mungkin dialami para buruh tekstil yang membuat handuk, pakaian, seprei, hingga handuk.

Para pekerja dapat menghirup partikel yang tersebar dari katun atau material lain. Ketika bahan katun sobek, biasanya akan muncul debu dalam jumlah besar dan memicu munculnya gelombang udara yang signifikan.

Kebiasaan merokok akan memperburuk risiko. Ada baiknya menggunakan masker dan memperbaiki ventilasi di lingkungan kerja.

Pekerja kafe atau resto
Bekerja menyajikan minuman dalam ruangan penuh asap biasanya akan berisiko mengancam paru-paru. Ini terutama mereka yang menjadi perokok pasif.

Beruntung jika kafe, restoran, atau bar melarang aktivitas merokok dalam ruangan. Ini akan berpengaruh pada kesehatan pekerja. Jika tidak, ventilasi yang baik akan membantu.

Pabrik roti
Pekerjaan memanggang roti termasuk dalam jajaran atas pekerjaan yang memicu asma. Bahkan, ini juga yang memicu sektiar 15 persen kasus munculnya asma di usia dewasa. Para pemanggang roti biasanya terkena terpaan debu tepung yang berisiko memicu alergi.

Reaksi asmatis biasanya muncul pada enzim yang digunakan untuk mengubah konsistensi adonan. Ini sama halnya dengan pemicu alergen lain seperti serangga atau kutu yang biasa ditemukan dalam tepung. Ventilasi yang baik dan penggunaan masker yang tepat dapat mencegah penyakit.

Pertambangan

Petugas tambang sangat berisiko tinggi mengalami beragam penyakit paru karena terekspos debu. Bahkan unsur quartz atau airborne silica bisa memicu silicosis, penyakit yang dapat melukai paru-paru.

Penambang batu bara juga berisiko mengalami penyakit paru yang disebut pneumoconiosis. Inilah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh adanya partikel (debu) yang masuk atau mengendap di dalam paru-paru. Pneumoconiosis terdiri atas beberapa jenis, tergantung dari jenis partikel yang masuk atau terisap ke dalam paru-paru. 

Dengan menggunakan masker penyaring debu dan menghilangkan kebiasaan merokok dapat mengurangi risiko.

Industri otomotif
Asma ringan bisa menjadi masalah baru untuk para pekerja di industri otomotif, terutama di bagian reparasi bodi mobil. Unsur kimia cat mobil bisa memicu masalah iritasi kulit, memicu alergi, dan menyebabkan penyempitan rongga dada serta membuat masalah sulit bernapas.

Untuk mereka yang sensitif, sedikit saja unsur alergi itu muncul bisa memicu serangan asma. Upaya pencegahannya adalah dengan menggunakan alat pernapasan khusus, sarung tangan, kacamata pelindung, dan ventilasi yang baik.

Transportasi
Sopir truk, pekerja bongkar barang, dan petugas kereta api bisa memicu COPD. Dalam studi pada 2004, ada kaitan antara tingkat kematian akibat kanker paru-paru yang meningkat dan pekerja rel kereta api AS setelah industri itu beralih dari batu bara ke mesin diesel pada 1950-an.

Untuk mengatasi ini, diusahakan agar bisa menjauh dari sentuhan langsung mesin diesel dan menggunakan masker pelindung untuk mengurangi risiko.

Pemadam kebakaran 

Petugas pemadam bisa menyedot asap dan berbagai unsur kimia yang muncul dari gedung yang terbakar. Kendati ada masker khusus yang melindungi, tak jarang petugas luput menggunakannya.

Padahal, terpaan zat beracun tetap mengancam meski api telah padam. Lantaran itulah para petugas diimbau agar mengenakan perangkat perlindungan pernapasan ketika bertugas memadamkan api.


REPUBLIKA.CO.ID

0 komentar