Senin, 09 Juli 2012

Perkembangan Sepatu Bola dari Masa ke Masa


Sepatu bola berkembang sepanjang zaman. Bagaimana perkembangan sepatu bola dari tahun ke tahun?

1900-an sampai 1940-an
Gaya sepatu bola relatif konstan sepanjang 1900-an hingga akhir Perang Dunia II. Peristiwa penting yang tercipta adalah beberapa produsen sepatu bola yang masih ada hingga saat ini, seperti Gola (1905), Valsport (1920), dan produsen sepatu bola asal Denmark, Hummel (1923).

Di Jerman, Dassler bersaudara Adolf dan Rudolf membangun pabrik dengan nama Gebruder Dassler Schuhfabrik (Pabrik Sepatu Dassler Bersaudara) di Herzogenaurach pada 1924 dan mulai memproduksi sepatu bola pada 1925 dengan produknya enam atau tujuh pul yang bisa diganti sesuai dengan kondisi cuaca saat bermain.

1940-an sampai 1960-an
Gaya sepatu bola berubah signifikan pascaakhir Perang Dunia II, yang ditandai dengan murahnya biaya perjalanan melalui udara dan lebih banyak jadwal pertandingan internasional. Hal ini membawa pencerahan dan adalah pesepak bola Amerika Selatan yang mengenalkan penggunaan sepatu bola yang lebih ringan dan fleksibel. Mengacu pada penggunaan sepatu yang membuat pemain lebih lincah bergerak, produsen sepatu memproduksi sepatu bola yang lebih ringan dan fokus pada kenyamanan menendang dan mengontrol bola.

Kakak beradik pembuat sepatu asal Jerman, Adolf dan Rudolf Dassler, pun memutuskan berpisah karena tidak memiliki kesamaan ide dalam pembuatan sepatu. Adolf (Adi) Dassler mendirikan Adidas pada 1948. Sedangkan, Rudolf Dassler mendirikan Puma pada tahun yang sama dan segera menghasilkan produk pertamanya sepatu bola Puma Atom. Puma Atom juga menjadi dasar penggunaan pul yang terbuat dari bahan plastik atau karet untuk pertama kalinya.


1960-an
Perkembangan teknologi pada 1960-an memberikan kontribusi besar dalam perubahan desain sepatu bola. Desain potongan lebih rendah di bawah pergelangan kaki diperkenalkan untuk pertama kalinya dalam sejarah sepak bola.

Desain ini memudahkan pemain untuk bergerak lebih cepat. Legenda sepak bola Pele mengenakan sepatu dengan desain potongan rendah ini melalui karya produksi Rudolf Dassler dengan sepatu bola Puma dalam final Piala Dunia 1962. Meskipun kini Adidas memimpin pasar sepatu bola, nyatanya sepatu bola Adidas justru baru mulai dikenalkan dalam final Piala Dunia 1966 dengan 75 persen pemain rata-rata mengenakan sepatu bola milik Adolf Dessler.

Pada 1960-an beberapa produsen sepatu bola juga mulai meramaikan pasar dengan merek dan gaya tersendiri, seperti Mitre (1960), Joma (1965), dan Asics (1964).

1970-an
Periode 1970-an dimulai dengan penampilan timnas Brasil yang menjadi ikon juara pada final Piala Dunia 1970, saat itu Pele mengangkat trofi juara mengenakan sepatu bola Puma King. Era ini juga diingat sebagai zamannya produsen sepak bola menjadi sponsor dalam turnamen sepak bola.

Produsen sepak bola asal Italia, Diadora (1977), juga bergabung dalam meramaikan pasar penjualan sepatu bola meskipun dua tahun kemudian Adidas mencatatkan penjualan terbaik di dunia untuk produk sepatu bola Copa Mundial.

1980-an
Perkembangan terbesar pada 1980-an terletak pada desain dan teknologi yang dikembangkan oleh mantan pemain Craig Johnston, yang menciptakan sepatu bola Predator, yang dikeluarkan Adidas pada 1990.

Johnston merancang Predator untuk memberikan tarikan yang lebih besar antara sepatu dan bola juga sepatu dengan tanah. Desain permukaan sepatu juga menjadi lebih besar untuk memudahkan pemain menendang bola. Periode ini menandai masuknya produsen sepatu asal Inggris, Umbro (1985), yang meramaikan pasar sepatu bola, ditambah produsen sepatu asal Italia Lotto, dan produsen sepatu bola asal Spanyol, Kelme (1982.)

1990-an
Pada 1990-an merupakan tahun persaingan antara dua produsen sepatu bola kakak beradik Adolf dan Rudolf Dassler asal Jerman. Adidas yang memiliki produk unggulan Predator hasil ciptaan Craig Johnshon mulai menyempurnakan sepatu yang sukses di pasaran ini. Pada 1995 Adidas merilis Predator yang disempurnakan dengan pul berbentuk pisau runcing. Sedangkan, Puma mengeluarkan Cell Technology Puma yang memperkenalkan sepatu bola dengan bahan busa bebas sol tengah.

Sejumlah produsen sepak bola, seperti Mizuno (1997), Reebok (1992), dan Uhlsport (1993), muncul. Pada tahun ini ditandai dengan masuknya produsen pakaian olahraga terbesar di dunia, Nike, yang memperkenalkan sepatu bola dengan nama ‘Nike Mercurial’, yang memberikan pengaruh besar bagi dunia sepatu bola karena hanya memiliki bobot 200 gram.

2000-an
Produsen sepatu bola kembali melakukan penelitian menggunakan teknologi canggih untuk menyempurnakan pemakaian dan fungsi sepatu bola. Empat merek kini mendominasi pasar sepatu bola di dunia, Puma, Adidas, Nike, dan Reebok.

Penerapan terbaru dalam sepatu bola adalah penggunaan teknologi laser yang telah diterapkan pada sejumlah merek sepatu bola favorit, seperti Adidas F50, Tunit dan Predator, Nike Mercurial Vapor III, Zoom Air 90 Total, dan Tiempo Ronaldinho, Reebok Pro Rage, dan X Umbro.

Masa depan
Perdebatan produsen sepatu bola pada masa depan adalah seputar kurangnya perlindungan yang ditawarkan sepatu bola modern. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya pesepak bola yang mengalami cedera.

Produsen sepatu bola kini ditantang untuk bisa menciptakan sepatu yang ringan, tetapi bisa memberikan perlindungan maksimal bagi penggunanya. Selebihnya, penyatuan dengan teknologi sensor diharapkan mampu menciptakan sepatu bola yang lebih ringan, lebih kuat, tapi tetap dengan desain dan gaya yang unik.

Terlepas dari gaya maupun fungsi, sepatu bola telah melakukan perjalanan jauh yang dimulai sejak Raja Henry VIII. Kini, sepatu bola telah menjadi rancangan karya besar yang diselipkan dengan potongan teknologi sehingga menjadi sebuah produk yang bergengsi.


source

0 komentar