Minggu, 04 Desember 2011

Memilih Helm yang Aman di Musim Hujan


  • Selain menjadi berkah, musim hujan juga bisa menjadi sumber masalah. Khususnya bagi pengguna kendaraan bermotor maupun roda dua. Maklum, pada saat gelontoran air dari langir turun ke bumi, jalanan menjadi licin, muncul genangan air atau banjir, serta jarak pandang pengemudi terbatas.


    “Oleh karena itu, bila kondisi itu tidak disiasati dengan tepat dan bijak, maka bahaya yang selalu mengintai bisa muncul dengan tiba-tiba,” tutur Edo Rusyanto, Ketua Bidang Penelitian Road Safety Association kepada Tempo, di Jakarta, Ahad petang, 20 November 2011.


    Selain menyiapkan kondisi motor sebaik mungkin dan menerapkan teknik berkendara yang benar, seorang biker juga wajib menyiapkan perlengkapan keamanan berkendara. Salah satu perlengkapan yang menduduki prioritas utama untuk disiapkan adalah helm.


    Menurut Edo, dari jumlah korban meninggal dalam kecelakaan yang terjadi selama ini, 70 persennya adalah pengguna sepeda motor. Dari jumlah korban meninggal itu, 80 persen diantaranya dikarenakan luka di kepala.  "Karena tidak menggunakan helm atau menggunakan helm tetapi tidak tepat,” kata dia.


    Lantas apa yang harus diperhatikan di helm saat akan digunakan berkendara di musim hujan? Seperti apa helm yang baik dan tepat untuk berkendara di musim itu? Berikut penjelasan Edo :



    1. Pastikan kaca helm terang dan tidak menimbulkan bias pandangan


    Pada saat air hujan mengguyur bumi, Anda mau tidak mau harus menutup kaca helm. Sebab, bila tidak muka – termasuk mata – akan terkena tampias butiran air hujan, dan pandangan pun terganggu.


    Tentu, hal itu akan membahayakan Anda dan orang lain yang tengah berkendara di jalan.


    Oleh karena itu, pastikan kaca helm yang Anda gunakan tidak buram. Selain itu, pastikan kaca atau mika helm tersebut tidak menimbulkan pandangan menjadi bias.
    Selama ini, kasus yang kerap terjadi dan dikeluhkan oleh pengguna helm adalah, ketika kaca ditutup obyek pandangan membesar atau bias. Hal itu terjadi karena kualitas dan bentuk kaca yang tidak tepat.


    Sejatinya, kasus seperti itu bisa dicegah bila kaca helm dari pabrikan tak diganti. Pasalnya, pabrikan telah membuat kaca itu dengan satndar tertentu sehingga tak menimbulkan pandangan bias.


    Bila harus mengganti karena alasan tertentu, maka gantilah kaca helm tersebut sesuai standar pabrikan.



    2. Cegah kaca helm berembun
    Kaca atau mika helm yang digunakan oleh seorang pengendara motor berpotensi berkabut atau berembun saat melintas di tengah guyuran hujan. Kondisi itu terjadi lantaran kualitas pelindung kepala yang di bawah standar sehingga.


    ”Perbedaan udara di dalam dan di luar helm memicu kaca helm atau visor berembun, akibatnya pandangan pemakainya terganggu,” tutur Edo.


    Bila itu terjadi, maka bahaya yang mengintai pengendara motor di saat hujan akan muncul. Tabarakan, menabrak, atau terjatuh kala melibas lubang di jalan yang tertutup genangan air adalah beberapa potensi kecelakaan yang mungkin terjadi.


    Oleh karena itu cegah kaca helm berembun atau buram karena embusan nafas Anda dan perbedaan suhu di dalam dan di luar helm. Caranya, pilih kualitas kaca helm yang bagus atau melapisinya dengan pelapis anti embun atau defogging berupa layer yang ditempel di kaca atau mika itu.


    3. Pastikan kualitas bahan helm sesuai standar
    Salah satu persoalan serius namun tak disadari oleh pengguna sepeda motor saat menggunakan helm adalah tak hirau dengan kualitas bahan helm. Bahkan, tak jarang biker yang menggunakan helm dengan bahan yang jauh dibawah standar kualitas.


    Mereka menggunakan helm hanya sekadar memenuhi ketentuan atau peraturan lalu lintas. Mereka tidak tahu atau tak menyadari fungsi dan manfaat helm sebagai pelindung organ vital tubuh yaitu kepala.


    Padahal, bila terjadi kecelakaan atau terjatuh saat berkendara akibatnya bisa fatal. Sementara helm yang telah memenuhi standar keselamatan seperti yang telah ditetapkan dalam undang-undang, banderolnya tak terlalu mahal. “Kini helm yang sudah memenuhi standar harganya ada yang Rp 75 – 100 ribu,” ujar Edo.


    Helm yang berkualitas adalah helm dengan tempurung keras dan permukaannya halus, dilengkapi lapisan peredam benturan berupa busa dan tali pengikat ke dagu.


    Peredam benturan terdiri dari lapisan peredam kejut yang dipasang pada permukaan bagian dalam tempurung dengan tebal sekurang-kurangnya 10 milimeter (mm). Tali pengikat dagu lebarnya minimum 20 mm. Selain itu, helm harus dilengkapi penutup telinga dan tengkuk.



    4. Gunakan helm dengan ukuran yang pas
    Kesalahan lain yang kerap terjadi dan dilakukan biker saat menggunakan helm adalah tidak mengindahkan ukuran helm yang mereka pakai. Sehingga, saat helm dipakai tidak mencengkeram kepala penggunanya dengan baik.


    Akibatnya, kepala terasa seperti diguncang-guncang saat motor melaju kencang atau saat angina kencang bermbus. Walhasil, pengguna helm terasa pening juga menyebabkan konsentrasi buyar.


    Bahkan, bila terjadi kecelakaan baik tabrakan atau pengendara terjatuh dan kepala membentur permukaan jalan maka helm tak akan melindungi kepala secara sempurna. “Jadi, menggunakan helm dengan ukuran tidak pas risikonya bisa fatal,” terang Edo.

0 komentar