Selasa, 24 April 2012

Asal Mula SEA Games Tercetus di Tokyo



Dari sebuah perenungan kecil saat berlangsung pesta olahraga Asian Games III di Tokyo 1958, muncul ide untuk menggelar pertandingan olahraga tingkat regional. Orang yang memunculkan ide tersebut tidak lain adalah Laung Sukhumanaipradit (nama yang susah diucapkan). Dia saat itu adalah wakil presiden Komite Olimpiade.

Ide Laung kemudian ditindaklanjuti dengan pertemuan empat negara pada Mei 1958 di Thailand. Pertemuan itu dihadiri wakil dari Burma (Myanmar), Malaysia, dan Laos. Pertemuan ini intinya mendukung ide Laung untuk menggelar turnamen olahraga tingkat regional. Saat itu, Asian Games menjadi unit terkecil turnamen olahraga antarnegara setelah Olimpiade.

Dukungan terhadap ide Laung ini muncul karena memang keempat negara tersebut memiliki banyak kesamaan. Mereka punya kondisi perekonomian, budaya, letak geografis, juga situasi sosial yang hampir sama. Merasa punya banyak persamaan, mereka lalu sepakat untuk bergabung dalam organisasi olahraga tingkat regional.

Dari pertemuan di Thailand itulah lahir kepanitiaan bersama bernama South East Asian Peninsula (SEAP) Games Federastion. Kepanitian ini diketuai oleh Jenderal Prabhas Charusatiara dari Thailand dan wakilnya dipilih Luang. Sekjen SEAP saat itu ditunjuk Dr Kayla Israsena.

Seperti tertulis di www.olympics.org.my, panitia bersama inilah yang kemudian menggagas lahirnya turnamen bernama SEAP Games. Putaran pertama SEAP Games berlangsung di Thailan tahun 1959 dan dibuka oleh Raja Bhumibol Adulyadej. Waktu itu, 12 cabang olahraga dipertandingkan dan pesertanya keempat negara tersebut. Meski anggotanya baru empat negara, simbol SEA Games sudah berupa enam ring yang saling terangkai.

Saat itu, Indonesia masih bergabung dalam Asian Games. Keributan terjadi pada Asian Games di Jakarta tahun 1962. Saat itu Presiden Soekarno melarang keikutsertaan Republik Rakyat Cina (RRC) dan Israel dalam Asian Games. Pelarangan ini didasarkan pada sikap RRC yang tidak mau mengakui Taiwan dan Israel yang menjajah Palestina.

Atas sikapnya ini, Indonesia diskors dan dilarang ikut Olimpiade Tokyo tahun 1964. Putusan yang keluar tahun 1962 ini membuat Indonesia keluar dari Komite Olimpiade Internasional dan menyatakan lembaga tersebut sebagai antek imperialis. Pada November 1963 Indonesia membuat turnamen tandingan bernama Games of the Emerging Forces (Ganefo).

Setelah SEAP Games VII di Singapura tahun 1973, usul untuk memperluas keanggotaan disampaikan Malaysia. Untuk mendung usul ini, Malaysia siap menjadi tuan rumah ajang tersebut di Brunei. Dari ide perluasan inilah Indonesia bersama Filipina lalu bergabung pada 5 Februari 1977. Indonesia diwakili oleh Ferry Sonneville dan Filipina diwakili Kolonel Nereo Andolong.

Setelah Indonesia dan Filipina bergabung SEAP Games IX yang berlangsung di Kuala Lumpur tahun 1977, berubah nama menjadi SEA Games IX. Tahun 1979, Indonesia pertama kali menjadi tuan rumah SEA Games X.

0 komentar