Selasa, 24 April 2012

Bonsai Pertama Dikenalkan oleh Para Biksu

Salah satu sudut kompleks kekaisaran Jepang menyimpan ratusan bonsai bernilai sejarah. Pada acara-acara tertentu, bonsai-bonsai itu dijadikan dekorasi penghias ruangan. Rata-rata usai bonsai yang berada di taman tersebut berkisar 50-200 tahun.

Penjaga taman tersebut mengungkapkan bahwa koleksi bonsainya berjumlah 500 pohon dari 90 jenis tanaman. Bonsai-bonsai tersebut dijajarkan rapi. Tenaga yang khusus menangani bonsai setiap hari dua orang. Sedangkan pegawai green house seorang dan perawat bunga di sekitar taman bonsai empat orang.

Begitu masuk taman tersebut, dua bonsai terlihat paling menonjol karena tempatnya persis di sisi kanan jalan masuk. Salah satu dari keduanya yang letaknya persis di pinggir jalan bernama Goyomatshu. Bonsai ini usianya sekitar 550 tahun. Daun bonsai ini mirip dengan daun pinus, tapi ukurannya lebih pendek.

Meski begitu populer di Jepang, tradisi bonsai bukanlah lahir dari wilayah tersebut. Situs bonsaitreforsale.com menuliskan bahwa seni mengerdilkan tanaman itu sudah dikenal di Cina pada sekitar 500 sampai 1.000 tahun sebelum masehi. Di Cina, tanaman kerdil ini disebut dengan istilah P’en tsai.

Para biksu Budha punya andil besar dalam melahirkan tradisi ini. Lewat para biksu pula kemudian bonsai masuk Jepang. Di wilayah inilah kemudian sebutan P’en tsai berubah menjadi bonsai. Kaisar Jepang ikut menyumpang peran besar yang membuat bonsai menjadi populer. Di taman kekaisaran masih tersimpan koleksi bonsai-bonsai tua.

Di samping Goyomatshu, di taman kekaisaran juga tersimpan bonsai tertua di Jepang, mungkin juga di dunia. Bonsai tersebut bernama Simpaku yang usianya mencapai 600 tahun. Penjaga taman itu mengungkapkan bahwa Simpaku dibeli pada zaman kekaisaran Meiji yang berpusat di Kyoto. Batang utama bonsai tersebut memang terlihat bergeligir seperti kayu yang sudah sangat tua.

Kemudian berada diagonal dengan kedua bonsai yang sudah boyot itu terdapat bonsai yang ukurannya cukup besar. Di taman itu, bonsai tersebut berukuran paling besar. Bonsai ini juga berupa tanaman Goyomatsu dan usianya sekitar 350 tahun.

Bonsai besar tersebut disangga dengan beberapa batang kayu. Penjaga taman mengungkapkan bahwa kayu penyangga itu diperlukan untuk menjaga bonsai dari serangan angin kencang. Selain rawan gempa, daratan Jepang memang juga rawan serangan badai.

Pada upacara tertentu, Bonsai berukuran besar itu dipakai sebagai dekorasi. Menurut penjaga tadi, untuk mengangkut bonsai berbobot 1300 kilogram itu perlukan sepuluh orang. Alas pot bonsai tersebut terbuat dari bambu dan kayu yang sewaktu-waktu bisa diputar. 

Selain Goyomatsu dan Simpaku juga ada tanaman bonsai lain yang cukup tua yakni Kuromatsu. Pot yang dipakai menjadi landasannya dibuat diOkinawa. Bonsai ini usianya juga mencapai 350 tahun. Di taman tersebut, bonsai sejenis Kuromatsu seluruhnya berjumlah lima buah.

Sebagian bonsai di taman tersebut juga berupa tanaman buah plum. Tanaman jenis ini terlihat cukup banyak dan beberapa diantaranya terlihat berbuah. Seluruh areal taman bonsai tersebut dikelilingi pepohonan rindang. Pepohonan itu seperti menjadi pelindung para bonsai dari kebisingan Kota Tokyo.

0 komentar