Jumat, 25 Mei 2012

Pertentangan dalam Sejarah Hipnotis


Hipnotis lahir dengan berbagai pandangan yang kontradiktif. Satu pihak memandang bahwa hipnotis mulai ada sejak manusia diciptakan. Dia tak ubahnya napas yang menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia. Napas manusia mulai berhembus begitu kehidupan manusia dimulai. Karena kerja hipnotis banyak berhubungan dengan kerja otak yang didukung asupan oksigen ke dalam pembuluh darah, maka kemudian kelahiran hipnotis kemudian dianggap bersamaan dengan mulai berembusnya napas manusia.

Namun pihak lain memandang bahwa hipnotis adalah perlakuan khusus terhadap manusia yang harus dilakukan dengan keahlian. Kelompok yang berpandangan seperti ini, tidak setuju jika dikatakan kelahiran hipnotis bersamaan dengan awal berhembusnya napas manusia.

Di abad ke-21 ini, ada lagi sebagian orang yang menganggap hipnotis sebagai kekuatan ghaib. Posisinya sama dengan sihir yang mulai dikenal pada zaman Hindu Vedas atau Mesir kuno. Mereka menganggap bahwa untuk bisa menghipnotis perlu ritual-ritual keagamaan atau ritual persembahan yang mistis.

Pandangan logis tentang hipnotis mulai berkembang pada sekitar abad ke18. Saat itu di Eropa sedang terjadi abad pencerahan. Ahli kesehatan asal Jerman, Franz Mesmer, menurut situs historyofhypnosis.org, adalah tokoh yang memelopori pendekatan hipnotis secara santifik. Dia menjadi monumen terjadinya peralihan dari pandangan ghaib tentang hipnotis menjadi pandangan santifik tentang aktivitas tersebut.

Mesmer yang hidup pada periode 1734-1815 itu terdorong untuk mengembangkan pengobatan alternatif. Saat hidup di Wina, Austria, dia menulis tesis yang menjelaskan adanya hubungan antara gravitasi planet dengan sistem jaringan pada tubuh manusia. Pengaruh itu dikendilkan oleh cairan dalam tubuh manusia yang disebutnya ‘animal magnetism’.

Mesmer menikah dengan seorang perempuan anak orang kaya di Wina. Dia kemudian hidup dalam lingkungan kelas atas. Namanya menjadi sangat terkenal setelah berhasil membuat gadis kecil Maria Paradies bisa melihat setelah buta sejak berusia tiga tahun.

Kunci keberhasilannya dalam dunia pengobatan terletak pada pendekatannya yang istimewa. Dia membuat ruang praktiknya berbeda dari ruang praktik pada umumnya. Selain diatur pencahayannya, ruang praktinya juga dihiasi alunan musik yang secara psikis bisa menyentuh kesadaran sang pasien. Ruangan ini juga ditaburi wewangian yang menenangkan pikiran sang pasien. Metode ini kemudian dikenal sebagai awal munculnya hipnotis dengan pendekatan santifik.

Metode ini kemudian juga dikembangkan oleh ahli bedah John Elliotson dan James Esdaille. Lewat penataan atmosfer ruangan yang membuat pasien tenang, kedunya menjadi sangat terbantu saat menjalankan operasi. Kemudian sejak saat itu, metode seperti ini dipakai banyak ahli pengobatan, serta dianggap sebagai salah satu teknik pengobatan yang dipelajari dan diterapkan di beberapa perguruan tinggi ternama.

Tak hanya ahli pengobatan, ahli psikologi asal Inggris Joe Griffin dan Ivan Tyrrell kemudian juga tertarik untuk mempelajarinya lebih jauh. Mereka meyakini bahwa hipnotis itu terkait dengan pergerakan cepat bola mata. Setelah itu kemudian banyak orang yang mempelajari hipnotis untuk berbagai kepentingan. Ada pihak yang mempelajari hipnotis untuk tujuan postif, ada pula yang bertujuan negatif. Belakangan malah hipnotis menjadi salah satu tontonan menarik di acara televisi.

0 komentar