Selasa, 21 Agustus 2012

Trotoar, Ruang Pejalan Kaki Yang Dilupakan


Bila Anda bisa ingat, Jakarta sempat dibuat geger akibat sebuah kecelakaan fatal yang memakan korban yang tidak sedikit. Tepatnya pada tanggal 22 Januari 2012, sembilan pejalan kaki meninggal karena ditabrak mobil di Gambir. Selama satu bulan sesudahnya masyarakat cukup heboh membahas hal ini. Beberapa tuntutan tersebut antara lain, mereka menuntut perbaikan sistem trotoar.

Bila Anda sadari, ada banyak masalah ditampilkan bila membahas tentang trotoar di ibukota kita yang tercinta ini. Beberapa di antaranya adalah serbuan sepeda motor dan mobil ke atas trotoar, kualitas trotoar yang buruk, lebar yang kurang, perlindungan yang kurang, dan lain-lain.

Salah satu bentuk keresahan yang timbul akibat kurangnya fasilitas trotoar adalah munculnya berbagai gerakan masyarakat yang melakukan aksi maupun kampanye media sosial, seperti melalui akun Twitter @jalankaki.

Tuntutan masyarakat pada dasarnya menginginkan suatu program terpadu yang terdiri dari setidaknya tiga hal pokok:
Jalur trotoar yang secara fisik aman, nyaman, lebar mencukupi dan menyambung di seluruh kota.
Sistem angkutan umum yang baik, karena sangat terkait dengan sistem trotoar.
Suatu peringatan (barangkali berupa tugu kecil di lokasi kejadian) yang bukan sekadar bermakna simbolis, tetapi menjadi alat pengingat yang penting, karena membangun kedua sistem di atas akan memakan waku panjang dan memerlukan dorongan kuat terus-menerus.

Dalam bulan pertama itu pemerintah juga tidak tinggal diam. Gubernur Fauzi Bowo berkali-kali menyatakan akan melakukan suatu program perbaikan. Beberapa waktu yang lalu juga ada sesuatu yang disebut Festival Pejalan Kaki (?). Tetapi, sekarang ini, empat bulan kemudian, apa perubahan yang sudah kita dapatkan atau lihat nyata di Jakarta?

Bila kita benar-benar memperhatikan dengan seksama dan lebih teliti, rasanya kita tidak akan melihat atau mengetahui adanya sesuatu perubahan yang berarti dalam empat bulan ini. Bahkan, kemungkinan besar memang tidak adanya suatu aksi yang akan menuntun pada suatu perubahan terhadap fasilitas umum yang mendukung.


Kalaupun memang belum ada satu perubahan pun, mungkin memang perlu kita memikirkan strategi untuk menekankan pada tuntutan secara terus-menerus akan perbaikan itu, karena permasalahan ini adalah sesuatu hal sangat mendasar bagi kehidupan kota yang baik. Kita juga kini menghadapi fakta bahwa jabatan gubernur yang sekarang akan segera berakhir.

Yang sangat perlu ditekankan adalah bahwa sistem angkutan umum itu sangat perlu terpadu dengan sistem jalur trotoar (dan juga ruang terbuka lainnya, termasuk taman-taman kota). Perbaikan sepotong-sepotong pada fasilitas trotoar tidak akan berguna banyak bila tidak diikuti dengan perbaikan sistem angkutan umum, terutama bus, dalam rangka memperbaiki kehidupan kota secara keseluruhan.

0 komentar