Selasa, 23 Juli 2013

Apakah Budaya Copy-Paste Itu Begitu Hina?


Dalam dunia tulis-menulis kata ‘copy-paste’ atau copas itu cenderung bernada negatif. Maknanya adalah menyalin atau mencuri karya orang lain. Padahal kenyataannya copy-paste pun bisa bermakna positif.

Pada saat ini copy-paste memang seringkali tak bisa kita hindari. Sisi positifnya adalah mempermudah bagi kita dalam proses menulis dan menyebarkan ilmu atau informasi.

Jadi sebenarnya budaya copy-paste ini tergantung niat dan bagaimana kita menyikapinya. Intinya soal copy-paste ini tidak harus selalu kita sikapi dengan negatif. Karena memang ada sisi positifnya.

Apakah salah bila kita melakukan copy-paste kutipan-kutipan tokoh-tokoh terkenal yang bermanfaat dan menginspirasi?

Adakalanya di dunia maya kita menemukan kalimat-kalimat yang sangat baik dan menginspirasi dari tokoh dunia atau filsuf, sehingga kita tertarik untuk menuliskannya.

Demi kemudahan dan keefektifan lalu kita copas. Menurut saya hal ini sah-sah saja dilakukan demi kemanfaatan dan kita tidak mengambil sedikit pun keuntungan secara materi.

Apakah salah bila kita meng-copy-paste ayat-ayat suci untuk mendukung tulisan kita?

Menurut saya yang namanya ayat-ayat suci dari kitab suci apapun adalah yang paling sering di-copay-paste. Apakah pelakunya masih juga dianggap sebagai plagiator. Sampai saat ini belum ada ceritanya.

Bahkan saya kira melakukan copy-paste atas ayat-ayat suci dan kemudian disebarkan justru bukanlah budaya yang jelek. Malahan mungkin dianjurkan.

Apakah salah kita copas-paste tulisan yang menurut kita bermanfaat untuk disebarkan dengan seijin penulisnya?

Untuk saya pribadi, bila ada yang berkenan dengan tulisan saya lalu minta ijin untuk menyebarkan kembali. Dengan senang hati saya mengjinkannya dan berterima kasih. Hal ini saya kira pun berlaku untuk _sebagian besar_ teman-teman yang lain.

Tentu kita setuju dalam copas yang satu ini etika ijin terlebih dahulu kepada penulis aslinya jangan sampai terlupakan. Tujuannya agar di kemudian hari tidak terjadi hal yang tidak kita inginkan. Walaupun dengan menyebutkan sumber tulisan bagian sebagian orang sudah merupakan sebuah etika juga.

Untuk saya pribadi, walau ada yang copy-paste tulisan saya dan menyebarkan di blognya tanpa ada ijin tak ada masalah asalkan bukan untuk tujuan komersil. Karena tujuan utama saya menulis adalah untuk menyebarkan kebaikan.

Pada akhirnya saya hanya ingin mengatakan, bahwa budaya copy-paste selamanya bukanlah kehinaan dan kita selalu melakukan penghinaan kepada pelaku copas itu bukanlah sebuah kemuliaan. Bisa saja ada yang melakukan copas semata karena ketidak-tahuan.



0 komentar