Sabtu, 06 Oktober 2012

Bahaya Formalin dari Ujung Rambut Sampai Kaki


Penggunaan formaldehyde atau lebih akrab di telinga dengan istilah formalin masih ditemukan pada cairan pembersih alat rumah tangga.

Padahal formalin merupakan 10 bahan tambahan yang dilarang penggunaannya. Hal tersebut telah tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 1168/1999.

"Formalin sangat reaktif di tubuh manusia, kalau kita lihat binatang diawetkan dengan formalin, hasilnya awet. Jika tubuh kita terkena formalin akan sensitif, jika terakumulasi akan bahaya," ujar Zainal Alim Mas'ud, Kepala Laboratorium Terpadu Institut Pertanian Bogor dalam acara B29 Dishwash Formalin Free.


Formalin yang memiliki unsur aldehida terdapat dalam beberapa produk rumah tangga yang biasa digunakan, seperti cairan pelembut baju, cuci piring, pembersih karpet, perawatan sepatu, serta bahan adhesif.
Formalin yang bersifat menyerang protein dapat sampai di lambung manusia. Penggunaan formalin dosis tinggi dapat pula menyebabkan kanker karena memiliki sifat karsinogen.

"Formalin itu bahan kimia yang lebih ekonomis, awet, mudah hilangkan bakteri. Tetapi berbahaya, maka itu aturan ambang batas sudah dipertimbangkan," tambah Zainal.

Menurut Zainal, sebagai konsumen harus pintar memilih produk pembersih rumah tangga. Pasalnya mendeteksi pembersih yang mengandung formalin dan non formalin susah dilakukan. Diperlukan penelitian laboratorium berkali-kali dengan metode tertentu.

"Konsumen harus melihat ingredient. Kalau Chloromethyl Isopropyl Carbonate bahannya aman tapi harganya agak mahal, kalau formalin murah, efekti, konvensional, tapi bahaya."

Mengenai chloromethyl isopropyl carbonate merupakan bahan yang aman, telah digunakan selama 30 tahun, dan direkomendasikan oleh Food and Drug Administration sebagai pengganti formalin.

Pihak PT Sinar Antjol Indonesia selaku produsen pembersih alat rumah tangga dan baju pun memoduksi cairan pembersih yang bebas formalin, yaitu B29 Diswash.

Agus Marjan sebagai Marketing Manager PT Sinar Antjol Indonesia mengatakan, "produk ini free formalin, aman digunakan, dan lembut di tangan."

Lalu bagaimana dengan batas toleransi paparan formalin pada tubuh?
Menurut International Proggrame on Chemical Safety (IPCS), batas toleransi formalin yang dapat diterima oleh tubuh 0,1 mg perliter (minuman), dan 0,2 mg perliter (makanan).

"Itu ambang batas tubuh kita terhadap formalin, jika lebih dari itu kepala pening," kata Zainal.
Masih menurut Zainal, bahan pengawet formalin ada dimana-mana, seperti di plastik, kardus, hingga cairan pencuci piring. Bahkan ikan pun mengeluarkan formalin tetapi dalam jumlah sedikit.

Meski demikian sebisa mungkin, konsumen menghindari produk yang berformalin, baik makanan, minuman, atau pembersih alat rumah tangga. Karena dampak yang akan ditimbulkan formalin sebagai berikut:

Dampak formalin bagi tubuh manusia :
1. Kulit: kulit kemerahan, kulit speerti terbakar, alergi kulit.
2. Mata: iritatif, mata merah, berair, kebutaan.
3. Hidung: mimisan.
4. Saluran pernafasan : sesak nafas suara seraj, batuk kronis, sakit tenggorokan.
5. Saluran pencernaan : iritatif lambung, mual muntah, mulas.
6. Hati: kerusakan hati.
7. Paru-paru: radang paru.
8. Saraf: sakit kepala, lemas, susah tidur, sukar konsentrasi.
9. Ginjal: kerusakan ginjal.
10. Organ reproduksi: kerusakan testis, gangguan menstruasi, infertilitas sekunder.

Cara mengatasi jika ternyata bahan pembersih alat rumah tangg yang kita gunakan mengandung formalin adalah, "membilas dengan air mengalir dengan dua kali bilas," tandas Zainal.

0 komentar