Kamis, 07 November 2013

Monumen Kresek, #Melawan Lupa Peristiwa Pemberontakan PKI Madiun


Terik matahari pun memanggang kota Madiun sore itu. Pemanasan global telah membuat manusia tak tahan lagi dengan panasnya bumi. Begitu pun saya, perjalanan ke sebuah monument bersejarah di Madiun pun harus terlewati dengan bertemankan terik matahari.

Tempat yang saya tuju siang itu adalah monument Kresek, monumen yang di buat untuk memperingati kekejaman pemberontakan PKI September-Desember 1948 silam.

Untuk mencapai di monument kresek, dari kota madiun saya harus menempuh jarak kurang lebih 17 km. Bukan jarak yang jauh jika manggunakan kendaraan bermotor. Namun jika ditempuh dengan jalan kaki?

Monumen kresek ini terdapat di pinggir jalan, di sebelah selatan desa kresek. Jika anda ingin kesana, nggak perlu bingung cari jalan karena akan dengan mudah di temui. Sebuah gapura besar bisa langsung terlihat ketika melintasi jalan tersebut.

Sebelum sampai ke monument kresek, hal yang sempat terlistas dalam pikiran saya, tempat ini tuh nggak besar dan sempit. Tapi ketika sampai di sama.. Waaaw… Luas men. Bisa dipakai jalan-jalan. Ada tempat perkemahannya juga lho. Tapi kalau disuruh untuk bermalam di tenda, saya pikir-pikir dulu deh.. haha

Pertama kali masuk dari tempat parkir, saya disuguhi sebuah monumen yang [kata penjaganya] adalah tempat pemakaman masal para korban yang meninggal dari peristiwa tersebut.


Pemakaman massal para korban pembantaian PKI di Madiun

Dari gambar di atas, kita bisa melihat ada 17 korban [yang meninggal di kresek] keganasan pemberontakan PKI waktu itu. Bahkan yang meninggal adalah kyai, guru, pekerja pabrik tebu, bahkan wartawan freelancer.
Gambar Halaman Taman Kresek, Terlihat bukit kecil dengan patung yang berdiri megah di atasnya.

Jika anda masuk lebih jauh lagi, akan ada sebuah halaman yang lapang luas sekali. Kesan ketika saya masuk ke dalam monumen adalah “Semuanya terlihat bersih”. Namun banyak pasangan muda-mudi yang berduaan disana. Nggak masalah lah, asal jangan berbuat yang aneh-aneh di tempat ini. Ini tempat punya sejarah, dibuat untuk sarana pengingat sejarah. Bukan tempat untuk bermesraan. “Kalau mau bermesraan, di hotel saja. Nggak kuat bayar hotel? ya nggak usah aneh-aneh. Mending ajak sholat di masjid aja.”


Halaman Monumen Kresek, [dilihat dari atas]
Nah, bagi kamu yang mau naik di atas untuk melihat panorama dari atas, jangan khawatir. Karena di monumen ini sudah dibuat tangga kok. Akan lebih mudah, tak perlu memanjat tebing, cukup melewati satu per satu anak tangga yang ada.

Dari atas, kita bisa melihat pemandangan yang ada di sekitar monumen. Sumpah, pemandangannya keren banget. Kita bisa melihat gunung, sawah-sawah, bahkan pemukiman penduduk yang tak jauh dari monumen ini. Indah banget panoramanya. Sayang waktu itu nggak bisa lihat sunset disana.


Patung yang menggambarkan seorang kyai dengan tangan terikat di belakang yang siap di penggal.

Sumpah, saya nggak bisa bayangin ketika yang menjadi kyai ini adalah saya. Bagaimana rasanya ketika kita tahu bahwa nyawa kita tinggal beberapa detik saja. Bukankah kematian itu adalah kehendak Tuhan, lantas jika seperti ini seolah-olah kematian itu kehendak manusia.

Pesan yang diberikan untuk setiap pegunjung di monumen ini

Setiap tempat mempunyai cerita. Cerita yang bisa kita lihat secara langsung atau yang tersurat dari apa yang kita rasakan ketika disana. Kesan saya ketika berkunjung di monumen kresek ini adalah, Pertama, ikut merasakan sebuah kejadian kemanusiaan yang terjadi beberapa tahun silam. Seharusnya kejadian ini tak perlu terjadi, karena negeri ini adalah negeri yang menghormati perbedaan (Bhineka Tunggal Ika)

Kedua, ini merupakan tempat perpaduan keindahan atara ciptaan-Nya dan ciptaan manusia. Di atas sebuah bukit yang tinggi serta diikuti dengan panoramanya, berdiri megah sebuah monumen yang di buat agar kita ingat, bahwa dulu pernah terjadi sebuah pembantaian yang di lakukan oleh PKI di madiun.

Biarlah patung-patung bisu itu yang bercerita tentang sejarah di waktu itu. Dan tak perlu kita mempermasalahkan antara benar dan salah tentang peristiwa yang memilukan hati ini. Cukup kita tahu dan sadari saja.


0 komentar