Rabu, 06 November 2013

Keindahan Gunung Tempat Tinggal Para Dewa


Dataran tinggi di Jawa Timur memang begitu menggoda, banyak wisatwan khususnya para pendaki mengunjungi desa-desa di kawasan perbukitan di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, hawanya dingin sejuk membalut kulit adalah penawar bagi keletihan yang begitu nikmat untuk dirasakan. Udara bersih menyeruak rongga adalah obat bagi rasa letih dan panorama indah adalah objek yang sungguh menggoda untuk diabadikan.

Desa Tengger berada didataran tinggi wilayah Senduro, Lumajang. Kawasan ini dulunya dikelilingi hutan pinus yang dahulu indah, kini keberadaan pinus dengan wangi khas batangnnya telah hilang, sebagian berganti perkebunan kol milik masyarakat tengger yang menggantungkan hidup dari hasil perkebunannya.

Kabut kerap turun disertai hujan rintik menambah dingin bagi siapapun yang berkunjung kekawasan ini, dan itu adalah kenikmatan bila datang ke kawasan itu.

Di Desa Argosari, masih dikawasan Argosari, Gunung Bromo berdiri ditengah lautan pasir yang luas membentang. Menuju Gunung Bromo adalah sebuah petualangan, melalui Desa Pananjakan, jeep-jeep 4WD siap mengantar menembus padang pasir luas membentang. Bila menginginkan menikmati panorama matahari terbit yang luar biasa indah biasanya para wisatawan rela menembus kabut dingin dan menyusur jalan pasir menggunakan jeep-jeep yang siap mengantarkan menuju Puncak Pananjakan. Perjalanan menggunakan jeep menuju kawasan lereng Bromo adalah kenikmatan petualangan yang mendebarkan.

Tak Jauh dari Bromo terdapatlah Gunung Semeru yang begitu angkuh menjulang, gunung ini merupakan yang tertinggi di Pulau Jawa, dengan ketinggian 3.676 Mdpl gunung ini begitu menantang siapapun yang menggilai petualangan. Melalui Desa Ranupane, banyak pendaki penuh hasrat menggapai puncaknya namun hasrat itu kemudian pudar tatkala keangkuhan gunung ini menunjukkan kegagahannya. Memiliki danau indah yang bernama Ranu Kumbolo, banyak petualang menghentikan hasrat pendakiannya cukup sampai di kawasan ini. Danau indah dikelilingi pohon pinus yang menjulang menjadi tempat terbaik mendirikan tenda dan membuat minuman hangat sambil menikmati pagi indah.



Seorang warga Tengger menunggang kuda dengan latar belakang asap membubung Gunung Bromo yang berdiri di tengah lautan pasir yang luas



Para wisatawan menikmati matahari terbit di punggung Gunung Semeru di kawasan Argosari, Lumajang



Masyarakat Tengger bahu-membahu menaiki punggung bukit saat Upacara Kasada di Gunung Bromo



Masyarakat Tengger berjalan di punggung bukit menuju puncak Gunung Bromo. Masyarakat Suku Tengger ini beragama Hindu



Menuju Pananjakan sebagai pintu masuk mendaki Gunung Bromo dilalui menggunakan Jeep 4WD. Bagi sebagian wisatawan perjalanan menggunakan Jeep ini amat mendebarkan



Keindahan kawasan perbukitan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang hijau dengan perkebunan dan pinus


Ranu Kumbolo, tempat favorit pendaki Semeru untuk berkemah

Banyak wisatawan dan khususnya para pendaki yang tidak merasa cukup sekali menjelajahi kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, banyak dari mereka yang bahkan sudah berkali-kali mendaki hingga Puncak Semeru yang dinamakan Puncak Mahameru.



Di puncak Mahameru yang dipercaya sebagai tempat bersemayamnya para dewa ini ada prasasti untuk mengenang Soe Hok Gie yang tewas disana pada 16 desember 1969 tepat sehari sebelum ulang tahunnya ke 27. Ia dan kawannya di Mapala UI, Idhan Lubis, menjadi korban pendaki pertama yang tewas di Semeru.

Namun plakat tersebut tidak lagi dapat ditemukan disana karena sudah diturunkan pada 16 Desember 2012 atas permintaan keluarga Soe Hok Gie dan Idhan Lubis.



dari berbagai sumber

0 komentar