Sabtu, 28 Juni 2014

Legenda Gunung Sepikul & kisah pembuatan Candi Prambanan


Kisah Raden Bandung Bondowoso, sang pangeran gagah sakti mandraguna asal Kerajaan Pengging yang dulu membangun Candi Prambanan di Jawa Tengah ternyata masih meninggalkan bukti sejarah di masa kini. Bukti sejarah itu, salah satunya Gunung Sepikul, sekitar 20 kilomter arah selatan Kabupaten Sukoharjo.

Konon putra mahkota Prabu Damar Maya dari Kerajaan Pengging itu, suatu saat terpikat dengan putri nan cantik dari Kerajaan Baka yakni Rara Jonggrang. Kerajaan Baka adalah tempatnya para raksasa yang dipimpin oleh Prabu Baka. 

Prabu Baka memiliki pembantu setia bernama Patih Gupala. Mereka berasal dari bangsa raksasa yang gemar memakan manusia. Meski memiliki kerajaan yang subur dan makmur, tapi tak menyurutkan niat Prabu Baka untuk memperluas kekuasaannya.

Prabu Baka pun berusaha keras untuk menaklukan kerajaan Pengging, tempat Bandung Bondowoso tinggal. Untuk mewujudkannya, Prabu Baka turut serta mengajak Patih Gupala melatih balatentara untuk mempersiapkan perang habis-habisan melawan Bandung Bondowoso.

Sang raja raksasa itu mengumpulkan biaya perang dari hasil pajak dari rakyat. Setelah semua persiapan matang, Prabu Baka dan tentaranya langsung menabuh genderang perang. Pertempuran antara balatentara Kerajaan Baka melawan Pengging meletus.

Balatentara Kerajaan Baka langsung menyerbu Pengging. Pertempuran meletus di kerajaan Pengging. Banyak korban berjatuhan. Demi mengalahkan pasukan Raja Baka, Prabu Damar Moyo mengutus Bandung Bondowoso bertempur melawan musuhnya. Strategi Prabu Damar cukup sukses. Raja Baka akhirnya tewas di tangan Bandung Bondowoso.

Singkat cerita, kesuksesan Bondowoso yang mengalahkan Raja Baka pun sampai ke telinga Rara Jonggrang. Mendengar ayahnya dikalahkan dan kerajaannya takluk kepada Pengging, membuat Rara Jonggrang syok dan meratapi kematian ayahnya. 

Setelah kerajaan Baka jatuh ke tangan Kerajaan Pengging, Bandung Bondowoso langsung menyerbu masuk ke Istana Baka. Dan saat melihat Rara Jonggrang, seketika Bandung Bondowoso terpikat hatinya oleh kecantikan Jonggrang. Bondowoso akhirnya melamar Rara Jonggrang tapi ditolak oleh yang bersangkutan. Setelah terus-menerus dipaksa, Rara Jonggrang akhirnya bersedia dinikahi Bondowoso asalkan sang pangeran bisa membuatkan sumur bernama sumur Jalatunda.

Dibantu dengan kesaktiannya, Bandung Bondowoso yang menyanggupi syarat pertama bergegas membuat sumur Jalatunda. Dengan cepat, sumur itu selesai dibuatnya. Melihat hal itu, Rara Jonggrang kaget. Tapi dia buru-buru mengajukan syarat kedua. Yakni menyuruh Bandung Bondowoso untuk membangun seribu candi untuknya. Meskipun berat dan sulit dipenuhi, namun pantang bagi Bandung Bondowoso untuk menolak.

Pangeran Bondowoso yang sakti mandraguna tersebut, mengeluarkan ilmu saktinya dengan berbagai lelakon. Bersemedi, bertapa hingga mengerahkan makhluk halus seperti jin, setan dari bumi juga dilakukannya agar pembuatan seribu candi yang sudah mencapai 999 buah bisa selesai. 

Konon kabarnya, saat dia melewati perbatasan Jawa Tengah dan DIY tepatnya di Desa Gentan Kecamatan Bulu Kabupaten Sukoharjo, satu batu dalam pikulan yang dibawa Bondowoso ternyata jatuh dan tertinggal di situ. Keinginan menyelesaikan seribu candi pupus. Sebagai gantinya, Rara Jonggrang dijadikan candi keseribu.

Sampai sekarang, bagi warga setempat maupun pengendara yang lewat di jalan raya sekitar Kecamatan Bulu masih bisa melihat tanah sepikul yang ditinggalkan Bandung Bondowoso. Hal itu karena batu sepikul itu kini berubah menjadi gundukan tanah yang besar menyerupai gunung yang biasa disebut dengan Gunung Sepikul.

Bagi para pecinta alam, Gunung Sepikul cukup dikenal. Ya, berkat Bondowoso kabupaten berslogan Makmur itu sekarang memiliki daya tarik sendiri bagi wisatawan.



0 komentar